ASIATODAY.ID, LAUSANNE – Induk usaha PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), Philip Morris International Inc mengakuisisi Fertin Pharma senilai USD820 juta atau Rp12 triliun.
Fertin Pharma adalah perusahaan pengembang dan produsen produk farmasi dan kesehatan dengan keahlian dalam sistem penghantaran obat oral dan intraoral.
Chief Executive Officer Philip Morris Jacek Olczak menjelaskan, akuisisi Fertin Pharma akan menjadi langkah besar menuju masa depan bebas asap.
“Kapabilitas Fertin akan mendukung peningkatan portofolio produk bebas asap Philip, khususnya di kategori modern oral dan mempercepat transisi kami ke luar produk nikotin,” kata Jacek dalam keterangan resmi, Jumat (9/7/2021).
Jacek mengungkapkan, Philip Morris dan Fertin memiliki komitmen sama pada pendekatan ilmiah dan fokus pada konsumen dalam meningkatkan kualitas hidup.
Fertin Pharma akan membawa keahlian penghantaran zat aktif secara oral seperti melalui kantong (pouch), permen karet (gum), tablet yang dapat dicairkan, dan lainnya. Fertin Pharma juga berpengalaman menerapkan sistem tersebut untuk penghantaran nikotin dan merupakan produsen terdepan dalam bidang terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy).
Fertin Pharma adalah perusahaan manufaktur dan pengembangan berbasis kontrak (CDMO) swasta di Denmark, India, dan Kanada. Perusahaan ini sebelumnya dimiliki oleh perusahaan investasi global EQT dan Bagger-Sørensen & Co.
Pada 2020, Fertin Pharma mencetak pendapatan bersih sekitar USD160 juta atau Rp 2,3 triliun. Nilai transaksi mencerminkan sekitar 15 kali dari EBITDA Fertin Pharma pada 2020.
Chief Executive Officer Fertin Pharma Peter Halling menyampaikan, Fertin Pharma telah melalui perjalanan yang luar biasa bersama keluarga EQT dan Bagger-Sørensen & Co.
Dengan kepemilikan baru, Fertin Pharma akan berada di posisi yang baik untuk terus menjalankan visi dan misi sebagai perusahaan pengembang dan manufaktur berbasis kontrak.
Philip Morris akan mendanai transaksi secara tunai dan ditargetkan rampung kuartal keempat 2021, sesuai persetujuan otoritas setempat.
Melalui akuisisi Fertin Pharma, Philip Morris akan mendapatkan keahlian substansial dan tenaga ahli termasuk 80 ilmuwan untuk pengembangan, formulasi, dan riset produk bebas asap. Hal ini dapat mengakselerasi pertumbuhan di kategori modern oral yang bertumbuh pesat, serta menawarkan pengalaman yang superior bagi konsumen.
Menurut Jacek, akuisisi Fertin Pharma akan mempercepat tercapainya masa depan bebas asap, memperluas jangkauan dan akses alternatif bebas asap bagi perokok dewasa di seluruh dunia, mempercepat akhir dari produk rokok, serta membangun usaha di luar nikotin yang kuat.
“Saya sangat gembira atas tercapainya kesepakatan ini yang akan memperkaya kemampuan kami serta mendukung tujuan kami pada 2025 untuk meraih lebih dari 50 persen pendapatan dari produk bebas asap dan setidaknya USD1 miliar dari produk di luar nikotin,” tambah Jacek.
Sementara itu , Presiden Direktur PT HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis, turut menyampaikan optimismenya dalam tercapainya masa depan bebas asap.
“Dengan akuisisi Fertin Pharma, PMI dapat memberikan lebih banyak alternatif yang terbukti secara ilmiah lebih rendah risiko bagi perokok dewasa. Besar harapan kami di Sampoerna untuk dapat memperkenalkan produk bebas asap ke pasar di Indonesia,” imbuh Mindaugas. (ATN)
Discussion about this post