ASIATODAY.ID, JOHANNESBURG – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan mengikuti KTT BRICS pada bulan Agustus mendatang.
Untuk mematangkan agenda itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, melakukan kunjungan kerja ke Johannesburg, Afrika Selatan.
Menko Luhut melakukan pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan anggota kunci kabinet Afrika Selatan, termasuk Menteri Ebrahim Patel, Ketua Komite Transformasi Ekonomi ANC, Menteri Mmamoloko Kubayi, dan Menteri Listrik, Menteri Ramokgopa.
“Salah satu agenda penting yang kami bahas adalah persiapan untuk partisipasi Presiden Joko Widodo dalam KTT BRICS yang akan datang. Pertemuan ini memberikan platform untuk diskusi yang produktif, dengan kedua belah pihak berharap akan dilakukan penandatanganan kesepakatan mengenai impor sapi dan kedelai. Kesepakatan ini juga diharapkan dapat diselesaikan dan ditandatangani menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo saat KTT BRICS pada bulan Agustus tahun ini,” ujar Menko Luhut, dikutip Rabu (12/7/2023).
Kerja sama pertanian memiliki potensi yang besar antara kedua negara. Indonesia, sebagai pasar yang signifikan bagi sapi dan kedelai, saat ini mengimpor sapi senilai lebih dari US$1 miliar dan kedelai senilai lebih dari US$2 miliar setiap tahun.
Sebagai langkah awal, Indonesia sedang menjajaki kemungkinan impor 50.000 ekor sapi dan 300.000 ton kedelai dari Afrika Selatan, dengan tujuan memperkuat dan memperluas perdagangan bilateral di sektor pertanian.
Dalam kunjungan ini juga telah dilakukan pembicaraan antara Pertamina dengan mitra bisnis dari Afrika Selatan mengenai peluang pasokan listrik ke Afrika Selatan menggunakan gas dari kontraksi Indonesia di Mozambik.
Kehadiran CEO Pertamina, Nicke Widyawati, yang ikut selama kunjungan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap potensi kemitraan ini.
Selanjutnya, Kemenko Marves telah bekerja sama erat dengan pengusaha Pan Afrika terkemuka, Robert Gumede dari GUMA GROUP, untuk meningkatkan hubungan bisnis antara BUMN Indonesia, perusahaan Indonesia di Afrika Selatan, dan negara-negara Afrika lain di mana Guma Group beroperasi.
Salah satu proyek bersama yang penting melibatkan penambangan mineral kritis untuk kendaraan listrik (EV), perdagangan B2B, keamanan energi, minyak dan gas, serta perubahan iklim.
Kunjungan ke Afrika Selatan oleh Menko Luhut dan delegasi tidak sekadar kunjungan kerja, namun lebih dari itu, kunjungan ini memiliki makna simbolis, yang mencerminkan semangat Bandung tahun 1955 yang berkontribusi pada dekolonisasi Afrika Selatan.
“Hal ini, ditambah dengan niat untuk berbagi pengalaman kami dalam pengolahan mineral dan visi kami untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif untuk baterai lithium dan kendaraan listrik, menekankan komitmen kami terhadap masa depan yang cerah dalam kerja sama ekonomi yang kuat dan pertumbuhan saling menguntungkan,” pungkas Menko Luhut. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post