ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presidensi G20 Indonesia membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi negara strategis di dunia.
Menjadi anggota G20 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam 20 negara paling besar perekonomiannya di dunia, dimana Indonesia berada di nomor 16. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 20 tahun terakhir selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi global bersama dengan China dan India.
Untuk itu, presidensi G20 menunjukkan tingkat resiliensi dan daya tahan Indonesia di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan komitmen dan potensi Indonesia dalam mempratekkan kepemimpinan global.
“Inilah modal pertama kita yang jelas dilihat oleh banyak negara dan kita juga sadar akan keunggulan kita tersebut. Jadi kita memang dalam posisi confidence, dalam posisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari leader global ini,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dikutip Selasa (7/12/2021).
Mengusung tema “Recover Together Recover Stronger”, Presidensi Indonesia memberi pesan yang sangat dalam bagi global untuk bersama pulih dari pandemi.
Beragam Manfaat
Indonesia akan merasakan berbagai manfaat, baik ekonomi maupun sosial budaya, dari Presidensi G20 tahun 2022 mendatang. Secara total, manfaat ekonomi diperkirakan 1,5 hingga 2 kali lebih besar dari IMF World Bank Group Annual Meetings di Bali tahun 2018 lalu.
“Jika pertemuan dilakukan secara fisik, maka akan terjadi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 33 ribu di berbagai sektor,” ujar Haryo Limanseto, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Haryo menjelaskan, manfaat penting lainnya dari Presidensi G20 bagi Indonesia adalah branding di dunia internasional.
“Dalam jangka panjang, branding Indonesia di mata dunia akan meningkatkan confidence dari negara-negara lain terhadap Indonesia, dan Indonesia dapat menjadi central stage di dunia. Forum G20 ini juga diharapkan dapat mendorong komitmen investasi dari anggota G20 dan organisasi internasional,” kata Haryo.
Lebih lanjut, Haryo meyakini bahwa Presidensi G20 dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya generasi muda.
“Indonesia adalah negara besar yang keberadaannya sangat diperhitungkan oleh negara-negara lain, baik dari sisi ekonomi, letak geografis, dan sikap politiknya. Tentu saja ini akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri,” ujar Haryo.
Selain membahas ekonomi dan keuangan dalam Jalur Keuangan (Finance Track), Forum G20 juga akan membahas isu yang lebih luas dalam Jalur Sherpa (Sherpa Track). Agenda-agenda yang diusung dalam Sherpa Track telah dipikirkan agar selaras dengan kepentingan nasional.
Sherpa Track tergabung dari Engagement Groups yang diwakili oleh Civil Society Organizations, sehingga outcome strategis dari Sherpa Track tidak terbatas pada pendekatan top-down, namun juga membuka kesempatan dari berbagai pemangku kepentingan.
“Para Working Group dan Engagement Group akan bekerja sama untuk mencapai agenda-agenda forum Sherpa Track pada Presidensi G20 Indonesia yang akan menekankan pentingnya berbagai akses dan keberpihakan terhadap masyarakat di daerah terpencil dan pulau terluar, seperti akses terhadap pendidikan, akses terhadap vaksin, akses terhadap fasilitas kesehatan, dan akses terhadap ketersediaan energi yang terjangkau,” terang Haryo.
Selain itu, Sherpa Track Presidensi Indonesia juga fokus pada pemberdayaan UMKM, seperti mendorong digitalisasi UMKM, pelatihan dalam rangka upskilling UMKM, mendorong berbagai kebijakan pro-UMKM seperti, pembiayaan ultra mikro, dan lainnya.
“Dengan demikian, output dari forum ini dapat memberikan dampak yang bisa dirasakan oleh masyarakat,” pungkas Haryo.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra memandang, penyelenggaraan rangkaian pertemuan G20 di Indonesia akan memancing fokus perhatian dunia kepada Indonesia.
Momen tersebut akan dimanfaatkan Indonesia untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai kepada para delegasi yang hadir dari berbagai penjuru dunia.
“Sebagai gambaran, satu pertemuan menteri itu kira-kira hadir hampir 800 orang. Kita gunakan untuk showcasing. Misalnya pariwisata di Jakarta, di Bali, atau di kota-kota lain. Itu juga sangat baik untuk mengaktifkan kegiatan-kegiatan pariwisata yang sudah ada,” ujarnya.
Presidensi G20 menunjukkan tingkat resiliensi dan daya tahan Indonesia di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan komitmen dan potensi Indonesia dalam mempraktekkan kepemimpinan global. Dengan adanya perhelatan G20 tersebut, harapannya mampu memberi dampak pada tingkat konsumsi dan investasi di Indonesia.
“Memang belum semuanya secara spesifik diukur. Mudah-mudahan konsumsi domestik mendapatkan kontribusi positif dari kehadiran dari pertemuan G20. Termasuk juga masalah investasi dari beberapa project yang ada di Indonesia,” kata Wempi.
Selaku tuan rumah Presidensi G20, Indonesia mendapat kesempatan untuk mengorkestrasi agenda pembahasan agar mendukung pemulihan ekonomi, baik di Indonesia maupun dunia.
“Untuk Presidensi G20, dalam pendekatan penyelenggaraan selalu ada dua track. Ada pendekatan Sherpa dan ada pendekatan Finance,” ujar Wempi.
Wempi menjelaskan koordinasi Jalur Sherpa dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan didukung Kementerian Luar Negeri. Sedangkan Finance Track atau Jalur Keuangan dikoordinasikan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Isu di Sherpa Track adalah isu-isu yang sangat wide, misalnya di bidang energi, kemanusiaan, antikorupsi, women empowerment, dan lain-lain. Sedangkan di Finance Track, itu lebih pada fiskal dan moneter. Pembahasan Finance Track dilakukan mulai dari tingkat Kelompok Kerja (Working Group), hingga tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral,” kata Wempi.
Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin penyelenggaraan Presidensi G20 ini agar tak hanya mampu mendukung pemulihan ekonomi global, tetapi juga memberi nilai tambah bagi pemulihan domestik dan aktivitias ekonomi masyarakat. (AT Network)
Discussion about this post