ASIATODAY.ID, JAKARTA – Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia kini dalam kondisi mengkhawatirkan akibat tercemar limbah mikroplastik.
Pencemaran lingkungan itu diungkap oleh Imogen Napper, peneliti dari University of Plymouth. Ia menemukan limbah mikroplastik di setiap sampel salju yang dianalisisnya.
“Gunung Everest adalah tempat yang saya anggap terpencil dan murni namun kini sudah tercemar,” kata Napper dikutip dari Science Alert, Jumat (27/11/2020).
Menurut dia, penemuan ini membuka mata bahwa pencemaran yang terjadi di sekitar Gunung Everest adalah nyata.
Penemuan ini cukup mengejutkan jika mengingat seberapa jauh dan luas mikroplastik telah menyebar, baik di darat maupun di air.
Analis baru terhadap salju dan aliran air ini juga membuat mikroplastik berada di ketinggian tertinggi yang pernah tercatat.
Di setiap sampel salju yang dikumpulkan selama ekspedisi 2019, konsentrasi mikroplastik yang signifikan ditemukan dalam penelitian di laboratorium kemungkinan karena air ini bergerak cepat dan secara teratur terjadi pencairan salju.
Penemuan mikroplastik di Gunung Everest tidak menutup kemungkinan dapat terjadi karena ulah para pendaki mengingat Base Camp Everest sangat tercemar.
Di tempat inilah sebagian besar pendaki menghabiskan waktu, terkadang selama sebulan atau lebih, dan bahkan mereka yang membuang sampah tidak sembarangan mungkin berkontribusi pada masalah tanpa disadari. (ATN)
Discussion about this post