ASIATODAY.ID, DAVOS – Pemerintah terus mendorong penguatan kerja sama dengan Qatar sebagai upaya peningkatan hubungan ekonomi antarkedua negara, khususnya pada aspek perdagangan dan investasi di bidang manufaktur dan militer.
Untuk meningkatkan profil investasi kedua negara, kerja sama institusional antara Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority dan Qatar Investment Authority dinilai perlu untuk didorong.
Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Qatar Ali bin Ahmed Al Kuwari Faisal Al-Ibrahim di Alpen Gold Hotel, Davos-Swiss, Selasa (24/5/2022).
Pertemuan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada gelaran World Economic Forum (WEF) 2022.
Airlangga dalam pertemuan tersebut membagikan cerita sukses Indonesia dalam upaya penanganan pandemi Covid-19, baik pada aspek pemulihan kesehatan masyarakat maupun penanganan krisis ekonomi berikut upaya pemulihannya.
Salah satu capaian Indonesia pada saat pandemi yang diapresiasi oleh Qatar yakni upaya reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
UU ini memberikan kepastian kemudahan berusaha dan memangkas perizinan melalui mekanisme perizinan Risk Based Approach (RBA), sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
“Selanjutnya, undang-undang ini diharapkan akan mendorong para pengusaha Qatar untuk meningkatkan kerja sama bisnis dengan pengusaha Indonesia,” ujar Airlangga.
Selain itu, dibahas juga performa perdagangan dan investasi antarkedua negara. Pada 2021, total perdagangan Indonesia dan Qatar mencapai US$ 893 juta, dengan nilai ekspor Indonesia ke Qatar mencapai US$ 217,2 juta dan impor Indonesia dari Qatar mencapai US$ 675,8 juta. Defisit perdagangan Indonesia dengan Qatar dikontribusikan terbesar dari sektor migas.
Investasi Qatar
Sedangkan pada sektor investasi, Qatar menempati peringkat ke-47 dari total 157 negara yang berinvestasi di Indonesia. Selama periode 2016-2021, tercatat realisasi investasi Qatar di Indonesia sebesar US$ 23,3 juta atau 0,01% dari total realisasi investasi asing.
Investasi terbesar Qatar di Indonesia ada pada sektor pertambangan, industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam, serta sektor industri kimia dan farmasi.
“Untuk meningkatkan profil investasi kedua negara, perlu didorong kerja sama institusional antara Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority dengan Qatar Investment Authority,” ungkap Airlangga.
Airlangga dan Ali juga membahas kondisi keuangan dan inflasi negara berkembang termasuk mengenai harga minyak dunia saat ini, serta masalah pembiayaan energi untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Ali mengharapkan afirmasi bagi solusi permasalahan investasi Qatar melalui reformasi struktural yang dilakukan oleh Indonesia.
Selain itu, Ali menyampaikan keinginannya untuk membuka kerja sama kedua negara dalam bidang manufaktur dan militer. Selanjutnya, kedua menteri membahas mengenai penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar yang akan diadakan pada akhir tahun 2022 mendatang.
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Perindustrian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, serta Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian. (ATN)
Discussion about this post