ASIATODAY.ID, TEL AVIV – Israel dilaporkan mulai membangun hubungan lebih dalam dengan China setelah hubungan negara itu dengan Amerika Serikat (AS) renggang.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilaporkan akan melakukan kunjungan ke China bulan depan. Dalam lawatannya, Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden China, Xi Jinping dan pejabat tinggi China lainnya.
Mengutip sejumlah sumber, Times of Israel dalam laporannya pada Senin (26/6/2023) mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir Tel Aviv dan Beijing sudah melakukan kontak terkait rencana kunjungan Netanyahu.
Menurut para sumber, salah satu tujuan lawatan Netanyahu ke China adalah untuk memberi isyarat kepada Amerika Serikat (AS) bahwa dia memiliki peluang diplomatik lain untuk dikejar.
Presiden AS, Joe Biden memang telah mengambil jarak terhadap Netanyahu. Pada Maret lalu, Biden secara terbuka mengatakan bahwa dia tidak akan mengundang Netanyahu dalam waktu dekat ke Gedung Putih. Hal itu diduga dilatari karena beberapa faktor, salah satunya upaya pemerintahan Netanyahu mendorong perombakan sistem yudisial Israel yang ditentang oleh Biden.
“Netanyahu tidak akan berdiri dan menunggu undangan yang tidak akan datang untuk mengunjungi Gedung Putih. Dia juga bekerja di saluran paralel,” kata salah satu sumber diplomatik yang dikutip Times of Israel.
China dipilih oleh Netanyahu karena mereka telah meningkatkan perannya di Timur Tengah. Pada Maret lalu, Beijing diketahui berhasil memediasi Iran dan Arab Saudi hingga mencapai kesepakatan rekonsiliasi.
“China telah meningkatkan keterlibatannya di Timur Tengah akhir-akhir ini, dan perdana menteri (Netanyahu) harus berada di sana untuk mewakili kepentingan Israel,” ucap sumber tadi.
Dalam kunjungannya nanti, Netanyahu diduga akan meminta bantuan China agar Israel dapat meningkatkan hubungannya dengan Arab Saudi.
Netanyahu memang berambisi membawa Israel menjalin hubungan resmi dengan Saudi.
Pada 2020, di bawah kesepakatan Abraham Accords, Netanyahu telah berhasil membuat empat negara Muslim, yakni Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko, melakukan normalisasi diplomatik dengan Tel Aviv. Kala itu AS, di bawah pemerintahan Donald Trump bertindak sebagai mediator.
China telah meningkatkan hubungannya dengan Otoritas Palestina. Pada 14 Juni 2023 lalu, Xi Jinping menerima kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Beijing.
Pada kesempatan itu, Abbas menceritakan tentang pelanggaran-pelanggaran yang terus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Abbas pun menyampaikan terima kasih karena selama ini Beijing selalu memberikan dukungan politik kepada Palestina.
Netanyahu terakhir kali mengunjungi China pada Maret 2017. Kala itu Netanyahu menjabat sebagai ketua delegasi perdagangan besar. Empat bulan setelah kunjungan Netanyahu, Abbas melakukan lawatan ke Negeri Tirai Bambu. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post