ASIATODAY.ID, JAKARTA – Temuan ribuan guci raksasa yang diduga dari zaman megalitikum yang tersebar di Laos, hingga kini masih menjadi misteri.
Selama beberapa dekade, para peneliti berpendapat bahwa peninggalan arkeologi itu adalah bagian dari praktik penguburan prasejarah. Legenda dan pengetahuan lokal menunjukkan bahwa guci tersebut digunakan untuk menyimpan makanan, alkohol, dan menampung air hujan.
Sayangnya karena lokasi sekitar yang tidak aman, hampir tidak mungkin bagi para arkeolog modern untuk mempelajari situs-situs tersebut.
Wilayah Plain of Jars dan Laos secara keseluruhan masih menyimpan jutaan bom yang belum meledak yang dijatuhkan oleh Angkatan Udara AS pada tahun 1960-an.
“Hingga saat ini, arkeolog belum bisa memperkirakan kapan guci tersebut ada di sana dan batu yang digunakan bersumber dari mana,” ujar tim internasional menjelaskan dalam makalah baru yang merinci penelitian terbaru, dilansir dari Science Alert, Sabtu (27/2/2021).
Menggunakan teknik yang disebut Optically Stimulated Luminescence (OSL), para peneliti menganalisis untuk mengetahui usia batu kuno tersebut yang kemungkinan ada sejak akhir milenium kedua SM.
Bukti yang ditemukan juga menunjukan bahwa guci tersebut digunakan sebagai tempat penguburan mayat.
“Data yang disajikan di sini menunjukkan bahwa penempatan megalit mendahului aktivitas penguburan mayat di sekitar guci,” tulis para peneliti.
Teka-teki lain yang belum terjawab hingga kini adalah bagaimana guci raksasa tersebut sampai ke posisi mereka saat ini. Pemeriksaan megalit di satu situs menunjukkan bahwa batu yang paling mungkin berada 8 kilometer (5 mil) dari tempat guci itu sekarang.
Jadi bagaimana teknologi saat itu mampu mengangkut guci yang beratnya hingga lebih dari 30 ton, itu juga masih jadi misteri hingga kini. (ATN)
Discussion about this post