ASIATODAY.ID, OHIO – Kondisi lautan di planet bumi kian mengkhawatirkan.
Pasalnya, para ilmuwan Ohio State University telah menemukan lebih dari 5.500 virus baru yang tersembunyi di lautan.
Temuan itu telah diterbitkan oleh tim peneliti internasional di jurnal Science.
Tim menyatakan telah mencapai kemajuan penelitian dengan menggunakan analisis pembelajaran mesin bersama dengan pohon evolusi tradisional untuk menilai sekitar 35.000 sampel air dari seluruh dunia.
“Saat virus DNA diketahui berlimpah, beragam, dan umumnya merupakan pemain ekosistem utama, virus RNA kurang dipelajari di luar pengaturan penyakit,” demikian ringkasan abstrak laporan tersebut, dikutip RT, Jumat (8/4/2022).
Kelompok peneliti ini secara khusus mencari virus baru yang mengandung materi genetik RNA.
Peneliti menyatakan bahwa komunitas ilmiah hanya memahami sedikit tentang jenis virus ini ketika datang ke dunia yang lebih luas.
“Menggunakan pendekatan baru untuk mengoptimalkan penemuan dan klasifikasi, kami mengidentifikasi virus RNA yang memerlukan revisi substantif taksonomi (menggandakan filum dan menambahkan lebih dari 50% kelas baru) dan pemahaman evolusi,” tambah laporan itu.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa koleksi paling melimpah dari spesies baru yang diidentifikasi termasuk dalam klasifikasi yang sama sekali baru, atau filum, yang oleh para ilmuwan telah diusulkan untuk dijuluki “Taraviricota,” sebagai anggukan pada sumber 35.000 sampel air, The Tara Oceans Consortium.
“Ada begitu banyak keragaman baru di sini – dan seluruh filum, Taraviricota, ditemukan di seluruh lautan, yang menunjukkan bahwa mereka penting secara ekologis,” kata peneliti utama studi tersebut, Matthew Sullivan, dari Ohio State University.
Para ilmuwan mengatakan bahwa filum “Taraviricota” yang baru ditemukan, yang mungkin merupakan mata rantai yang hilang dalam evolusi virus RNA awal sejak miliaran tahun lalu, dan filum baru lainnya, “Arctiviricot,” sangat tersebar luas dan dominan di lautan.
Menurut ilmuwan, penelitian spesies baru ini akan “memberikan pengetahuan dasar yang penting untuk mengintegrasikan virus RNA ke dalam model ekologi dan epidemiologi.” (ATN)
Discussion about this post