ASIATODAY.ID, JAKARTA – Konsultan properti Jonas Lang LaSalle memproyeksikan volume investasi properti di Asia Pasifik akan tumbuh sebesar 15 persen hingga 20 persen pada 2021. Pertumbuhan itu didorong oleh minat investor terhadap aset dengan pendapatan yang stabil.
Selain itu, diproyeksikan adanya peningkatan minat investor terhadap aset logistik, pusat data, rumah vertikal atau tempat tinggal yang disewakan.
Investasi di sektor hotel, ritel, dan perkantoran juga akan meningkat pesat pada 2021 bersamaan dengan dimulainya kembali rencana bisnis di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Menurut CEO JLL Asia Pacific Anthony Couse, berbagai peristiwa tahun ini akan menjadikan 2021 sebagai awal siklus properti yang baru di Asia Pasifik.
“Pergeseran minat investor ditambah meningkatnya permintaan akan ruang yang ramah lingkungan menjadi prioritas strategis yang lebih penting di dunia pascapandemi,” jelasnya melalui laporan tertulis dikutip, Selasa (29/12/2020).
Sementara negara dengan likuiditas kuat akan tetap menarik bagi sebagian besar investasi domestik dan mancanegara, menyusul pemulihan yang mulai terlihat pada kuartal ketiga 2020.
Jepang, China dan Korea Selatan berkontribusi sebesar tiga perempat dari keseluruhan aktivitas transaksi pada 2020, didorong oleh penanganan virus yang efektif, kinerja ekonomi yang tangguh, dan sumber modal domestik yang kuat.
JLL memproyeksi bahwa aktivitas investasi akan terakselerasi di negara-negara tersebut, melampaui ekonomi regional lainnya. Sementara volume transaksi langsung properti komersial turun 28 persen antara kuartal pertama dan ketiga di 2020, laju penurunan ini melambat setelah paruh pertama.
Menurut JLL , tingkat bunga pinjaman dan pendapatan yang rendah akan semakin memperkuat daya tarik penghasilan yang tinggi dan pertumbuhan aset yang rendah.
Investor nampaknya akan berfokus pada pemasukan secara tunai, di mana sektor logistik seharusnya mengungguli sektor perkantoran di sebagian besar pasar Asia Pasifik.
Pertumbuhan investasi pada properti seperti aset yang disewakan juga akan naik tahun depan, didorong oleh generasi baru penyewa properti, dukungan kebijakan pemerintah, dan tingkat bunga pinjaman rendah yang telah menurunkan pemasukan properti di sejumlah kota di Asia Pasifik.
CEO Capital Markets Asia Pacific JLL Stuart Crow mengatakan kenaikan jumlah transaksi di bulan-bulan terakhir tahun ini akan berlanjut pada 2021, didorong oleh komitmen para investor untuk meningkatkan eksposur terhadap sektor real estate di Asia Pasifik.
“Dalam jangka waktu ke depan, prospek investasi akan tetap positif di tengah rendahnya tingkat suku bunga pinjaman, likuiditas yang berlebih, dan keinginan untuk mengejar keuntungan,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post