ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus mengakselerasi literasi dan inklusi keuangan umat. Salah satunya dengan menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Bank Wakaf.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga Oktober 2019 sudah ada 55 Bank Wakaf mikro di Indonesia. Bank wakaf mikro tersebut telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp31,5 triliun.
“Per Oktober sudah terdapat 5,5 juta nasabah bank wakaf mikro di Indonesia. Total penyaluran pembiayaannya sebesar Rp31,5 triliun,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (11/12/2019).
Menurut Airlangga, Bank Wakaf mikro merupakan jenis pembiayaan yang disalurkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Rata-rata maksimal pinjaman yang disalurkan oleh Bank Wakaf biasanya adalah Rp5 juta.
“Program keuangan yang bisa jangkau UMKM adalah Bank Wakaf mikro di bawah pengawasan OJK. Bank Wakaf mikro tanpa agunan, dan nilai maksimum Rp5 juta dengan margin setara 3 persen ,” jelasnya.
Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, selain melalui Bank Wakaf, nantinya pemerintah juga akan membuat aturan khusus untuk mendorong inklusi keuangan yang akan mengatur mengenai keuangan inklusif yang mengatur ekosistem keuangan selain bank wakaf mikro.
“Regulasi soal keuangan inklusif, di mana nanti akan diimplementasikan bagi ekosistem keuangan mikro selain bank wakaf mikro, seperti KUR, jaring, laku pandai, dan koordinasi dana desa,” papar Airlangga.
Airlangga berharap agar pemerintah daerah mampu mendorong masyarakat memanfaatkan pembiayaan yang telah disiapkan. Khususnya yang berkaitan dengan pembukaan rekening tabungan dan juga penyaluran pinjaman.
“Tim percepatan akses keuangan daerah memiliki peran penting di daerah. TPAKD menyebar di 34 provinsi, diharapkan bisa perluas akses dan dukung kontribusi jasa keuangan ke perekonomian,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post