• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Survei ACCA dan IMA Memprediksi Ekonomi Global Rentan di Awal 2021

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 22, 2021
in Business
3 min read
0
Survei ACCA dan IMA Memprediksi Ekonomi Global Rentan di Awal 2021

ACCA dan IMA Memprediksi Ekonomi Global Rentan di Awal 2021. Ilustrasi

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
65 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants) dan IMA® (Institute of Management Accountants) hari ini meluncurkan survei terbaru Global Economic Conditions Survey (GECS).

Survei tersebut menunjukkan bahwa pada awal 2021, optimisme global di kuartal IV-2020 mengalami stagnasi dan kerentanan. Mayoritas respon dari survei tersebut mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh kondisi pandemi yang sedang terjadi.

Survei yang dilaksanakan pada 20 November hingga 8 Desember 2020 ini melibatkan 3.086 respon dari anggota ACCA dan IMA, termasuk 300 peserta dari CFO, dan melibatkan 3.000 akuntan senior dari seluruh dunia.

RelatedPosts

Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai

Pertamina dan ADNOC Sepakat Jual Beli LPG dan Sulphur Rp28 Triliun

Indonesia dan Uni Emirat Arab Teken 8 Perjanjian Kerja Sama Investasi 

Fantastis, Harga Sebuah Mangkuk China Peninggalan Abad ke-15 Bernilai Rp7,1 Miliar di AS

Cilacap Ekspor 18 Ton Udang Beku ke Jepang

Survei dari ACCA dan IMA mencatat bahwa ekonomi global mengalami kontraksi sekitar 4,5 persen pada 2020, di mana angka ini merupakan angka penurunan terbesar aktivitas global dalam beberapa dekade terakhir.

Masih berada dalam kondisi pemulihan dari kelemahan yang diakibatkan oleh penerapan lockdown di paruh pertama pada 2020, kondisi ekonomi global kembali mengalami penurunan akibat gelombang kedua pandemi COVID-19 yang memicu lockdown berikutnya.

Survei ini memperkirakan kemungkinan terjadinya pemulihan yang stabil tahun 2021. Namun di sisi lain, ketidakpastian yang berkelanjutan dinilai dapat menghambat kepercayaan konsumen dan bisnis. Diperkirakan bisnis dapat rebound ke posisi sebelum krisis baru akan tercapai pada pertengahan tahun 2022.

Survei tersebut juga memunculkan temuan-temuan lainnya dari kuartal IV-2020 sebagai berikut :

Indeks tatanan global, ketenagakerjaan dan penanaman modal mencatatkan sedikit peningkatan lebih lanjut, tetapi masih menunjukkan aktivitas yang jauh di bawah tingkat sebelum krisis pada kuartal keempat tahun 2019.

Indeks “fear”, kekhawatiran terhadap pelanggan dan pemasok yang bangkrut menunjukkan sedikit penurunan pada kuartal keempat 2020 namun tetap tinggi, secara jelas menandakan ketidakpastian ekstrem pada prospek ekonomi global awal tahun 2021.

Sementara itu, terdapat peningkatan kepercayaan yang besar di Timur Tengah yang mungkin didukung oleh berlanjutnya pemulihan harga minyak.

Lebih dari 50 persen responden di Asia Pasifik, Amerika Utara, dan Asia Selatan berharap akan pemulihan yang berkelanjutan pada paruh kedua tahun ini.

Head of ACCA USA Warner Johnston mengungkapkan, tahun lalu merupakan tahun terburuk bagi ekonomi global dalam beberapa dekade terakhir.

“Kita akan melihat pemulihan di tahun 2021, namun belum bisa dipastikan kapan dan seberapa kuat. Kami memperkirakan permulaannya akan lemah, yang diikuti oleh momentum pemulihan di paruh kedua. Banyak hal bergantung pada evolusi virus COVID-19 dan variannya terkait dengan kemajuan program vaksinasi, dan ada ketidakpastian yang sangat besar seputar perkembangan ini,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/2/2021).

Sementara itu Vice President of Research dan Policy IMA, Raef Lawson mengatakan, pandemi telah membuat jutaan orang jatuh ke kemiskinan yang ekstrim karena resesi yang dialami pasar berkembang untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir pada tahun lalu.

“Respon kebijakan terhadap pandemi ini telah membuat keuangan publik di sebagian besar ekonomi dalam keadaan buruk, yaitu dengan defisit anggaran sekitar 10-15 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di beberapa negara, dan dengan rasio utang terhadap PDB lebih dari 100 persen. Semua ini menjadi tantangan besar bagi para pembuat kebijakan untuk menentukan kapan harus menarik dukungan kebijakan dan kapan kebijakan harus diperketat untuk membangun kembali keuangan publik. Kesalahan kebijakan akan berisiko kegagalan pemulihan ekonomi,” kata Raef.

Chief Economist ACCA, Michael Taylor menyatakan bahwa sejak survei selesai dilakukan Desember lalu, terlihat bahwa ada peningkatan tingkat infeksi COVID-19 yang mendorong negara-negara untuk memberlakukan kembali kebijakan pembatasan sosial, termasuk lockdown nasional yang kemudian lebih jauh menyebabkan memburuknya prospek ekonomi global pada awal 2021 sejak survei pada kuartal IV.

Pada waktu yang bersamaan, semakin progresifnya pengadaan vaksin meningkatkan harapan perbaikan kondisi ekonomi hingga akhir tahun ini.

Akan tetapi, di sisi yang berseberangan, tingkat pengangguran akan meningkat di banyak negara yang berpotensi merusak kepercayaan konsumen dan membatasi kekuatan perusahaan untuk rebound.

Lebih jauh, Raef menambahkan, “Ada risiko signifikan terhadap prospek tahun depan. Banyak hal bergantung kepada evolusi virus COVID-19 dan variannya, tingkat infeksi dan kecepatan serta efektivitas program vaksinasi yang berjalan.”

Menurut dia, kelemahan ekonomi pada awal 2021 ketika virus mendominasi menjadi perhatian utama, yang diikuti oleh momentum pengumpulan pemulihan di akhir tahun ketika program vaksinasi sudah mulai berjalan yang menimbulkan risiko signifikan. Selain itu, ada kemungkinan risiko lain yang juga dapat terjadi.

“Kemunculan varian virus COVID-19 yang diindikasikan kebal terhadap vaksin, efek samping yang tidak diharapkan, dan minimnya implementasi program vaksin juga merupakan risiko yang bersinggungan dengan faktor kesehatan dan dapat menyebabkan penyimpangan jalur pemulihan,” tutupnya. (AT Network)

Tags: ACCAEkonomi DuniaInstitute of Management AccountantsPertumbuhan EkonomiThe Association of Chartered Certified AccountantsThe Chartered Institute of Management Accountants
Previous Post

Beijing Bangun ‘Kota Sansha’ dan Pangkalan Militer di Laut China Selatan

Next Post

ICDX dan ICH Jamin Transaksi Emas Digital di Indonesia Lebih Aman dan Transparan

Related Posts

USD1 Triliun Siap Dikucurkan, IMF Galang Solidaritas Global Hadapi Wabah Covid-19
News

IMF Optimis Ekonomi Global Segera Recovery

February 27, 2021
Indonesia di Bawah Nepal dan Namibia dalam Kecepatan Internet Seluler
Business

UI, ADBI, dan GraSPP Universitas Tokyo Bahas Masa Depan Ekonomi Asia

February 21, 2021
Ekonomi di Asia Pasifik Tersungkur, China dan India Masih ada Harapan
News

IMF: Masa Depan Ekonomi Abad 21 Ditentukan Tahun ini

February 8, 2021
Listrik Padam di Bandara Soekarno-Hatta, Layanan Lumpuh
Business

Ekonomi Indonesia Terpuruk Sejak 1998, Industri Transportasi Paling Terpukul

February 6, 2021
UNCTAD: Perdagangan Global Mulai Recovery, Namun Belum Merata
Business

IMF: Tumbuh 8,1 Persen, China Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Global di 2021

January 28, 2021
USD1 Triliun Siap Dikucurkan, IMF Galang Solidaritas Global Hadapi Wabah Covid-19
News

IMF: Prospek Ekonomi Global Tidak Pasti, Pertajam Gap Negara Kaya dan Miskin

January 19, 2021
Next Post
ICDX dan ICH Jamin Transaksi Emas Digital di Indonesia Lebih Aman dan Transparan

ICDX dan ICH Jamin Transaksi Emas Digital di Indonesia Lebih Aman dan Transparan

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai
  • Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla
  • AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global
  • Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia
  • Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.