ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tahun 2023 dan 2024 menjadi tahun krusial bagi kawasan Asia, dimana demokrasi akan menghadapi ujian berat.
Pasalnya, sejumlah negara di kawasan itu akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) seperti di Thailand, Singapura, Kamboja, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan India.
Hal ini menjadi sorotan utama dalam Intersession Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF) 2023, yang digelar pada Kamis (20/7). Penguatan Pemilu untuk memulihkan demokrasi menjadi perhatian utama dalam forum ini.
Forum ini digagas oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerjasama dengan sejumlah Civil Society Organization (CSO) dan media, mulai dari Dewan Pers Republik Indonesia, Institute for Peace and Democracy (IPD), Friedrich Ebert Stiftung (FES), Westminster Foundation for Democracy (WFD), Asia Democracy Network (ADN), dan Asia Democracy Research Network (ADRN).
Forum ini digelar secara hybrid yang dihadiri sekitar 100 peserta dari insan media dan masyarakat madani dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, seperti Timor Leste, Thailand, Australia, Jerman, dan Sri Lanka.
Para peserta membahas pentingnya penyelenggaraan pemilu sebagai langkah pemulihan demokrasi yang telah dihadapkan pada berbagai tantangan selama masa pandemi global.
Ketua Dewan Pers Republik Indonesia, Dr. Ninik Rahayu menyatakan bahwa Pemilu adalah salah satu instrumen demokrasi yang memungkinkan negara untuk menjamin hak-hak fundamental warga negaranya.
Sedangkan, Resident Director Friedrich Ebert Stiftung (FES), Brigitte Juchems, menyoroti beberapa hal penting untuk menciptakan Pemilu yang sehat, seperti pentingnya pendidikan sipil dan politik bagi masyarakat, keseimbangan gender dalam partisipasi politik, serta kebebasan media yang harus dijaga dengan baik.
Dalam fórum ini, para peserta aktif membahas upaya penguatan Pemilu untuk memulihkan demokrasi serta tantangan-tantangan yang dihadapi di berbagai negara.
Beberapa ide yang diusulkan mencakup perlunya meningkatkan pendidikan politik di masyarakat, memberdayakan generasi muda dan wanita untuk mendorong perubahan melalui Pemilu, serta meningkatkan peran masyarakat madani dan media yang independen dalam Pemilu.
Sebagai referensi, BCSMF merupakan bagian integral dari Bali Democracy Forum (BDF), yang bertujuan untuk mendialogkan nilai-nilai demokrasi antara negara-negara dan meningkatkan rasa saling percaya dan menghargai di antara bangsa-bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga membahas upaya meningkatkan profil dan penjajakan kerja sama dengan forum-forum demokrasi di kawasan.
Acara ini menegaskan pentingnya Pemilu sebagai landasan utama bagi demokrasi yang kuat dan sehat. Diharapkan hasil dari pertemuan ini akan menjadi pijakan bagi negara-negara di kawasan Asia untuk menyelenggarakan Pemilu yang berintegritas dan mampu menjawab tuntutan warganya dalam upaya membangun masyarakat yang lebih partisipatif dan demokratis. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post