• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Thailand Dorong Agar Ganja Jadi Penghasil Uang Utama Petani

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 22, 2021
in News
1 min read
0
Indonesia Menentang Keputusan PBB Menghapus Ganja dari Obat Berbahaya

Tanaman Ganja. Dok

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
62 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, BANGKOK – Untuk mencegah peredaran ilegal dan penyelundupan tanaman ganja, Pemerintah Thailand mendorong petani setempat untuk menanam ganja.

Pemerintah negeri itu mendorong tanaman ini sebagai penghail uang utama bagi petani.

Namun penggunaan ganja ini tidak sepenuhnya, tetapi hanya boleh digunakan selama bermitra dengan rumah sakit untuk tujuan pengobatan.

RelatedPosts

Panglima Militer Myanmar Siap Hadiri KTT ASEAN di Jakarta

Joe Biden dan Yoshihide Suga Sepakat Perkuat Aliansi Hentikan Agresifitas China

KPK: Suap Jadi Modus Utama Korupsi di Indonesia

Forum GAVI-COVAX: Indonesia Tolak Politisasi Vaksin

Gawat, Utang Indonesia Membengkak Hingga Rp6.169 Triliun di Februari

“Pemerintah berharap ganja dan rami (varietas lain dari cannabis) akan menjadi tanaman komersial utama bagi petani,” ujar Wakil Juru Bicara Pemerintah Traisulee Traisoranakul, seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (22/2/2021).

Akhir tahun lalu, Thailand menghapus bagian tertentu dari ganja dari daftar narkotika. Bagian tanaman dengan jumlah komponen psikoaktif tetrahydrocannabinol, atau THC yang tinggi masih diklasifikasikan sebagai narkotika Kategori 5.

“Sejauh ini, 2.500 rumah tangga di Thailand dan 251 rumah sakit provinsi telah secara legal menanam 15.000 tanaman ganja. Mereka yang tertarik menanam ganja harus meminta persetujuan dari pihak berwenang,” terang Traisoranakul.

“Universitas, perusahaan komunitas, dan industri medis dapat memperoleh lisensi untuk menanam ganja. Setiap orang berhak menanam ganja dengan bermitra dengan rumah sakit provinsi untuk penggunaan medis,” tegasnya.

Dengan deklasifikasi bagian ganja tertentu, tanaman dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran. Selama beberapa bulan terakhir, beberapa kafe dan restoran mulai menawarkan hidangan yang dibuat dengan daun ganja.

Menurut Traisoranakul, ganja yang digunakan dalam makanan berasal dari produsen yang disetujui. Dia mengatakan Medical Marijuana Institute akan mengadakan sesi informasi bulan depan.

Produsen obat negara, Government Pharmaceutical Organisation mengatakan, akan membeli ganja dari perusahaan komunitas yang disetujui hingga 45.000 baht atau Rp21,1 juta per kilogram untuk tanaman yang mengandung 12% cannabidiol. (ATN)

Tags: Industri GanjaTanaman ObatThailand
Previous Post

World Bank Kucurkan Rp1,37 Triliun Atasi Kekeringan dan Covid-19 di Afganistan

Next Post

Morgan Stanley: Harga Emas di Bawah USD1.800 Sampai Akhir 2021

Related Posts

Phuket Thailand Sambut Wisatawan Global Mulai 1 Juli
Travel

Phuket Thailand Sambut Wisatawan Global Mulai 1 Juli

March 29, 2021
Indonesia Menentang Keputusan PBB Menghapus Ganja dari Obat Berbahaya
Business

Industri Ganja Booming di Thailand

March 14, 2021
Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia
News

Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia

March 6, 2021
GELIAT PARIWISATA ASEAN: Thailand Mulai Buka Kunjungan Wisatawan Asia
Travel

Pariwisata Thailand Segera Dibuka

March 4, 2021
Ditekan Gelombang Demonstrasi, PM Thailand Tolak Mundur
News

Gejolak di Thailand, Ribuan Massa Kepung Gedung Parlemen

February 21, 2021
GELIAT PARIWISATA ASEAN: Thailand Mulai Buka Kunjungan Wisatawan Asia
Travel

Thailand Prioritaskan Vaksinasi di Destinasi Pariwisata Phuket dan Pattaya

February 17, 2021
Next Post
Morgan Stanley Optimis Ekonomi Global akan Pulih Lebih Cepat

Morgan Stanley: Harga Emas di Bawah USD1.800 Sampai Akhir 2021

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Kota-kota di Asia Kini Paling Mahal di Dunia
  • Demi Masa Depan Bumi, AS dan China Bersatu Atasi Perubahan Iklim
  • Denmark Buka Kunjungan Wisatawan Global Mulai Bulan Depan
  • Panglima Militer Myanmar Siap Hadiri KTT ASEAN di Jakarta
  • Indonesia Berambisi Jadi Lumbung Pangan Dunia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.