ASIATODAY.ID, ISTANBUL – Delapan insinyur Indonesia yang bekerja di kapal pengebor minyak Turki, Fatih, turut andil dalam penemuan cadangan energi terbesar dalam sejarah negeri itu.
Berlayar pada 29 Mei yang lalu dari Istanbul, mereka melakukan eksplorasi. Pada akhirnya sebesar 320 milyar meter kubik cadangan gas alam ditemukan di sumur Tuna-1 sekitar 100 mil laut di pantai utara Turki di Laut Hitam.
“Cadangan gas alam di sumur Tuna-1 yang kemudian diberi nama Ladang Gas Sakarya sesuai nama Provinsi Turki di dekat lokasi penemuan tersebut, diharapkan dapat beroperasi dan siap digunakan untuk kebutuhan publik di tahun 2023, bersamaan dengan hari jadi Republik Turki ke-100,” demikian pernyataan dari KJRI Istanbul, yang diterima di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Penemuan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada 21 Agustus 2020 sebagai salah satu capaian di tengah upaya Turki mengurangi ketergantungan energi dari negara lain dan nantinya menjadi salah satu eksportir energi di dunia.
Tidak lupa, Presiden Erdogan memberikan selamat bagi para pejabat dan pekerja yang telah membantu tercapainya penemuan bersejarah ini.
Kapal Pengebor Fatih merupakan kapal pengebor nasional Turki yang juga mempekerjakan tenaga ahli dari berbagai negara sahabat, salah satunya Indonesia.
“Tak banyak yang berpengalaman di bidang wireline drilling, itulah kenapa kami dipekerjakan di sini dan melatih tenaga lokal,” kata Beni Kusuma Atmaja, alumni Teknik Fisika ITB, insinyur dalam wireline drilling, teknik pengeboran ultra-dalam yang efisien dalam ekstraksi dari massa bebatuan dan penemuan migas.
Beni Kusuma Atmaja tidak sendiri, ada juga Randyka Komala (33), Master of Science University of Abredeen; Bahriansyah Hutabarat (41), Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Balik Papan; Rifani Hakim (43) dari STM Negeri Balik Papan. Kemudian Dian Suluh Priambodo (33), D3 Teknik Instrumentasi dan Elektronika MIgas STT Migas Balik Papan serta Hardiyan (42), D3 Politeknik Manufacture ITB Bandung; Indra Ari Wibowo (30), S1 Teknik Industri Mercubuana; Ravi Mudiatmoko (42), Politeknik Elektronika ITS Surabaya.
Mereka adalah tenaga ahli pengeboran Indonesia yang bekerja di Turkiye Petrolery Offshore Technology Center, anak perusahaan Turkiye Petroleri, perusahaan minyak pertama dan pemain penting dalam perekonomian Turki.
“Kontribusi delapan Pemuda Indonesia ini tentunya patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terus berprestasi dan menuntut ilmu setinggi-tingginya,” kata Konsul Jenderal RI Istanbul Imam As’ari.
Konjen As’ari juga menambahkan bahwa sudah menjadi komitmen KJRI Istanbul untuk mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja sektor formal dan skilled worker Indonesia di Turki.
“Masuknya kedelapan pemuda Indonesia di atas membuktikan Indonesia mampu bersaing di pasar tenaga kerja teknologi tinggi di dunia,” imbuhnya.
Kedepan, diharapkan semakin banyak Pemuda Indonesia yang mampu berkontribusi positif bagi perkembangan Indonesia dan dunia internasional. (ATN)
Discussion about this post