ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat dan sekutu dekatnya, Australia, menggelar pertemuan tingkat tinggi mengenai China pada Selasa 28 Juli. Keduanya sepakat mengenai pentingnya menjaga tatanan global dengan berpedoman pada aturan-aturan yang ada.
Namun, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menegaskan, hubungan bilateral antara Canberra dan Beijing adalah sesuatu yang penting, dan Negeri Kanguru sama sekali tidak berniat merusaknya.
AS dan Australia telah membuat China geram atas berbagai isu, termasuk Laut China Selatan. Australia belum lama ini secara resmi menolak klaim China atas keseluruhan perairan sengketa tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers gabungan, Menlu AS Mike Pompeo memuji Australia karena mampu berdiri tegak di tengah tekanan dari China. Ia menekankan bahwa AS dan Australia akan terus bekerja bersama dalam menegakkan aturan hukum di Laut China Selatan.
Payne merespons dengan mengatakan bahwa Australia dan AS sama-sama berkomitmen terhadap penegakan hukum. Ia mengatakan kedua kubu sepakat membentuk sebuah grup kerja untuk memonitor dan merespons berbagai disinformasi menyesatkan. Tidak hanya itu, AS dan Australia juga berniat mengembangkan kerja sama dalam penanganan penyakit, termasuk akses mendapatkan vaksin.
Namun di waktu bersamaan, Payne menegaskan Australia tidak akan selalu setuju dalam semua hal, baik itu dengan China maupun AS.
“Hubungan yang kami jalin dengan China adalah hal penting. Kami tidak berniat merusaknya,” kata Payne, dikutip dari Japan Times, Rabu (29/7/2020).
“Namun kami juga tidak ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepentingan kami,” lanjutnya.
Ia menambahkan Australia dan AS memiliki visi yang sama mengenai Asia Pasifik, yakni menjadikannya sebagai sebuah kawasan bebas, aman, dan sejahtera.
“Tapi kami tidak akan selalu setuju dalam semua hal, dan itu adalah bagian dari suatu hubungan yang saling menghormati, hubungan yang telah terjalin selama lebih dari 100 tahun,” tandas Payne. (ATN)
Discussion about this post