• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

IMF: Pemulihan Ekonomi di Asia akan Panjang dan Berat

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
October 22, 2020
in News
2 min read
0
Ekonomi di Asia Pasifik Tersungkur, China dan India Masih ada Harapan

Markas Dana Moneter Internasional (IMF). ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan, kawasan Asia Pasifik akan tetap mengalami output ekonomi di bawah tren sebelum pandemi selama jangka menengah, bahkan ketika China memimpin pemulihan dunia.

IMF memperingatkan risiko penurunan yang signifikan dan kerusakan panjang karena partisipasi pasar tenaga kerja yang jatuh dengan kelompok rentan menjadi yang paling terpukul.

Sementara itu, pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu mengatakan, Asia perlahan-lahan keluar dari resesi terburuk yang pernah terjadi. IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan regionalnya menjadi -2,2 persen pada 2020 atau 0,6 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juni lalu.

RelatedPosts

Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021

Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang

Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia

Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak

Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia

Penurunan peringkat tersebut sebagian besar disebabkan oleh kontraksi yang lebih tajam di India, Filipina, dan Malaysia. Sedangkan China diproyeksi tumbuh 1,9 persen tahun ini.

“Kembali ke kapasitas penuh akan menjadi kerja keras yang panjang,” tulis IMF dalam laporan Regional Economic Outlook, dikutip dari Bloomberg, Kamis (22/10/2020).

IMF menggarisbawahi kekhawatiran yang sedang berlangsung terhadap penyebaran infeksi, langkah-langkah jarak sosial dan penutupan perbatasan yang terutama akan menghantam negara-negara yang bergantung pada pariwisata.

“Tidak terlalu dini dengan menarik dukungan baik fiskal dan moneter harus menjadi agenda pembuat kebijakan tidak hanya di China, tetapi juga secara global,” kata Helge Berger, kepala misi IMF di China.

Prospek suram IMF untuk Asia menggarisbawahi betapa sulitnya jalan menuju pemulihan bahkan di kawasan yang mendorong pertumbuhan global. Prospek juga mengeyampingkan keberhasilan pengendalian pandemi di negara-negara seperti China dan Korea Selatan.

Selain itu, hal lain yang menghambat pemulihan adalah pekerjaan yang mengalami pukulan yang jauh lebih besar daripada selama krisis keuangan global. Perempuan dan pekerja muda menjadi yang paling terpukul.

IMF mengatakan monetisasi utang dapat menjadi pilihan sebagai langkah yang dapat ditawarkan pemerintah dan bank sentral kepada ekonomi mereka.

“Dalam beberapa kasus dimana inflasi tetap rendah, monetisasi utang dapat dilakukan, asalkan dikomunikasikan dengan baik dan terbatas dalam ukuran, terikat waktu, dan diterapkan dalam kerangka operasional yang jelas yang menjaga independensi bank sentral dan tidak menghalangi kebijakan moneter,” imbuh IMF.

Krisis saat ini telah mendorong beberapa bank sentral di Asia, seperti Bank Indonesia, untuk membeli utang negara secara langsung, sementara yang lain mengatakan itu adalah opsi yang dapat digunakan jika diperlukan.

Kritikus mengatakan kebijakan tersebut berisiko memicu inflasi dan merusak mata uang di negara berkembang, sehingga mengikis kepercayaan investor asing.

IMF juga memperingatkan, ketegangan geopolitik, terutama antara AS dan China juga dapat menghentikan pemulihan mengingat peran sentral Asia dalam rantai nilai global.

“Meskipun pemulihan China dapat meningkatkan perdagangan regional dan pertumbuhan global yang lemah, tetapi ketegangan seputar perdagangan, teknologi, dan keamanan telah memperburuk prospek pemulihan yang dipimpin perdagangan di kawasan,” pungkas IMF. (ATN)

Tags: Asia BusinessIMFPertumbuhan AsiaPertumbuhan Ekonomi
Previous Post

Pompeo ke Indonesia, India, Sri Lanka, Maladewa Bahas Pengaruh Komunis China

Next Post

Rolls-Royce Umumkan 4 Seniman Moving-Image Terpilih untuk Dream Commission

Related Posts

‘Saatnya Rendang Indonesia Diperkenalkan Secara Luas di Dunia’
Business

Rendang Padang Kian Mendunia, Siap Dipasarkan di Berbagai Negara

January 17, 2021
Indonesia Buka Negosiasi Perpanjangan Fasilitas GSP ke AS
Business

Indonesia Surplus Dagang dengan AS, Defisit dengan China

January 16, 2021
Sultra Ekspor 48 Ton Biji Mete ke Vietnam
Business

Sultra Ekspor 48 Ton Biji Mete ke Vietnam

January 15, 2021
Saatnya Rempah Indonesia Berjaya di Pasar Asia, Eropa dan Amerika
Business

Sulut Kapalkan 74 Ton Santan Beku ke China dan Thailand

January 15, 2021
Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama
Business

Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama

January 14, 2021
Saatnya Indonesia’ Menggempur’ Pasar China
Business

Saatnya Indonesia’ Menggempur’ Pasar China

January 14, 2021
Next Post
MUSE, Program Seni Rolls-Royce akan Umumkan Seniman Terpilih Dream Commission

Rolls-Royce Umumkan 4 Seniman Moving-Image Terpilih untuk Dream Commission

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021
  • Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang
  • Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia
  • Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak
  • Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.