ASIATODAY.ID, JAKARTA – India tengah membidik Indonesia sebagai negara tujuan ekspor gula terbesar di Asia Tenggara. Hal ini akan menutupi penurunan ekspor India ke Iran karena eksportir menghadapi masalah pembayaran.
“Peran Indonesia dan Iran terkait dengan ekspor gula India akan berubah dengan Jakarta kemungkinan akan mengimpor lebih dari 10 lakh (1 juta) ton dibandingkan tiga lakh (300.000) ton musim lalu periode Oktober 2019 hingga September 2020,” ujar Direktur Pelaksana MEIR Commodities India Rahil Shaikh seperti dikutip dari moneycontrol.com, Rabu (13/1/2021).
“Secara pribadi, saya melihat Indonesia mengimpor 20 lakh (2 juta) ton gula dari India, yang lebih dari 14 lakh (1,4 juta) ton yang dibeli Iran musim lalu,” kata Direktur Jenderal Indian Sugar Mills Association (ISMA) Abinash Varma.
Selama periode 2019 hingga 2020, Iran mengimpor sebanyak 1,4 juta ton gula dari total 5,7 juta ton yang diekspor India.
“Iran adalah wilayah abu-abu dan tidak ada yang tahu berapa banyak uang Iran yang dimiliki Bank UCO saat ini,” kata Shaikh, yang juga Wakil Presiden Asosiasi Pedagang Gula Seluruh India.
Iran tidak dapat menggunakan dolar AS untuk menjual minyak mentah seperti yang dilakukan dalam perdagangan internasional menyusul sanksi yang dijatuhkan oleh Washington sebagai tanggapan atas program nuklir Teheran.
India, produsen gula terbesar kedua di dunia biasa membeli minyak mentah dari Iran dan jumlah yang jatuh tempo sebelumnya dimasukkan ke dalam rekening bank-bank Iran dengan UCO Bank. Teheran menggunakannya untuk mendapatkan komoditas utama seperti beras, teh, gula, dan obat-obatan.
Namun karena tekanan AS, India berhenti membeli minyak mentah dari Iran sejak Mei.
Iran terus menggunakan akun untuk membeli komoditas ini, tetapi jumlah di akun semakin menipis.
Pada Desember 2020, Reuters melaporkan UCO Bank telah menulis kepada kliennya bahwa ekspor dapat dilakukan hanya jika rupee telah dialokasikan dan dibayar di muka.
“Salah satu pilihan yang dimiliki eksportir India adalah berdagang di Euro, tetapi mereka tidak terbiasa,” terang Syaikh MEIR Commodities India.
Abinash Varma mengatakan bahwa peluang India untuk mengekspor gula ke Indonesia cerah karena Thailand, yang menyumbang 80 hingga 85 persen dari total impor gula Indonesia mengalami musim panen kedua yang buruk berturut-turut.
“Ini memberi India keuntungan. Selain itu, gula India sekarang diizinkan masuk ke Indonesia dengan bea masuk preferensial seperti Thailand dan gula Australia yang akan membantunya membuat kemajuan lebih lanjut,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post