• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

India Bidik Indonesia Sebagai Pasar Gula Terbesar di Asia Tenggara

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
January 13, 2021
in Business
2 min read
0
India Bidik Indonesia Sebagai Pasar Gula Terbesar di Asia Tenggara

Aktivitas ekspor India. Dok

2.4k
SHARES
2.4k
VIEWS
60 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – India tengah membidik Indonesia sebagai negara tujuan ekspor gula terbesar di Asia Tenggara. Hal ini akan menutupi penurunan ekspor India ke Iran karena eksportir menghadapi masalah pembayaran.

“Peran Indonesia dan Iran terkait dengan ekspor gula India akan berubah dengan Jakarta kemungkinan akan mengimpor lebih dari 10 lakh (1 juta) ton dibandingkan tiga lakh (300.000) ton musim lalu periode Oktober 2019 hingga September 2020,” ujar Direktur Pelaksana MEIR Commodities India Rahil Shaikh seperti dikutip dari moneycontrol.com, Rabu (13/1/2021).

“Secara pribadi, saya melihat Indonesia mengimpor 20 lakh (2 juta) ton gula dari India, yang lebih dari 14 lakh (1,4 juta) ton yang dibeli Iran musim lalu,” kata Direktur Jenderal Indian Sugar Mills Association (ISMA) Abinash Varma.

RelatedPosts

Malaysia Hentikan Penyelidikan Safeguard Keramik Indonesia

53 Smelter Mineral di Indonesia Ditargetkan Beroperasi 2024

Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global

Rendang Padang Kian Mendunia, Siap Dipasarkan di Berbagai Negara

Indonesia Surplus Dagang dengan AS, Defisit dengan China

Selama periode 2019 hingga 2020, Iran mengimpor sebanyak 1,4 juta ton gula dari total 5,7 juta ton yang diekspor India.

“Iran adalah wilayah abu-abu dan tidak ada yang tahu berapa banyak uang Iran yang dimiliki Bank UCO saat ini,” kata Shaikh, yang juga Wakil Presiden Asosiasi Pedagang Gula Seluruh India.

Iran tidak dapat menggunakan dolar AS untuk menjual minyak mentah seperti yang dilakukan dalam perdagangan internasional menyusul sanksi yang dijatuhkan oleh Washington sebagai tanggapan atas program nuklir Teheran.

India, produsen gula terbesar kedua di dunia biasa membeli minyak mentah dari Iran dan jumlah yang jatuh tempo sebelumnya dimasukkan ke dalam rekening bank-bank Iran dengan UCO Bank. Teheran menggunakannya untuk mendapatkan komoditas utama seperti beras, teh, gula, dan obat-obatan.

Namun karena tekanan AS, India berhenti membeli minyak mentah dari Iran sejak Mei.

Iran terus menggunakan akun untuk membeli komoditas ini, tetapi jumlah di akun semakin menipis.

Pada Desember 2020, Reuters  melaporkan UCO Bank telah menulis kepada kliennya bahwa ekspor dapat dilakukan hanya jika rupee telah dialokasikan dan dibayar di muka.

“Salah satu pilihan yang dimiliki eksportir India adalah berdagang di Euro, tetapi mereka tidak terbiasa,” terang Syaikh MEIR Commodities India.

Abinash Varma mengatakan bahwa peluang India untuk mengekspor gula ke Indonesia cerah karena Thailand, yang menyumbang 80 hingga 85 persen dari total impor gula Indonesia mengalami musim panen kedua yang buruk berturut-turut.

“Ini memberi India keuntungan. Selain itu, gula India sekarang diizinkan masuk ke Indonesia dengan bea masuk preferensial seperti Thailand dan gula Australia yang akan membantunya membuat kemajuan lebih lanjut,” imbuhnya. (ATN)

Tags: Asia BusinessAsia TradeKerjasama Indonesia-India
Previous Post

AS Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182

Next Post

Mewaspadai Hari-hari Terakhir Hutan di Planet Bumi

Related Posts

Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global
Business

Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global

January 18, 2021
‘Saatnya Rendang Indonesia Diperkenalkan Secara Luas di Dunia’
Business

Rendang Padang Kian Mendunia, Siap Dipasarkan di Berbagai Negara

January 17, 2021
Indonesia Buka Negosiasi Perpanjangan Fasilitas GSP ke AS
Business

Indonesia Surplus Dagang dengan AS, Defisit dengan China

January 16, 2021
Sultra Ekspor 48 Ton Biji Mete ke Vietnam
Business

Sultra Ekspor 48 Ton Biji Mete ke Vietnam

January 15, 2021
Saatnya Rempah Indonesia Berjaya di Pasar Asia, Eropa dan Amerika
Business

Sulut Kapalkan 74 Ton Santan Beku ke China dan Thailand

January 15, 2021
Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama
Business

Pertumbuhan Ekspor China Tidak Akan Bertahan Lama

January 14, 2021
Next Post
Pemerintah Indonesia Hentikan Pemberian Izin Baru Hutan Primer dan Lahan Gambut

Mewaspadai Hari-hari Terakhir Hutan di Planet Bumi

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Malaysia Hentikan Penyelidikan Safeguard Keramik Indonesia
  • Degradasi Hutan Jadi Sumber Utama Banjir Bandang di Kalimantan Selatan
  • Indonesia Sesalkan Langkah Uni Eropa Gugat Nikel di WTO
  • Tambang Emas di China Meledak, 12 Pekerja yang Terjebak Sepekan Masih Hidup
  • Qatar Airways Raih Status ‘Diamond Standard’ Tertinggi di Keselamatan Kesehatan APEX Global
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.