ASIATODAY.ID, DETROIT – Critical minerals (mineral kritis) jadi salah satu topik pembahasan utama dalam pertemuan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Ministerial Meeting di Detroit, Amerika Serikat (AS).
Sebagai salah satu negara penghasil mineral terbesar di dunia, posisi Indonesia jadi magnet besar negara-negara peserta IPEF.
Selain Kanada dan Jepang yang telah menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Indonesia, Amerika Serikat juga tak mau ketinggalan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi yang semakin baik, pemerintah Indonesia terus mendorong kerjasama bilateral dengan mitra dagang utamanya. Amerika Serikat menjadi salah satu negara mitra utama Indonesia dimana nilai perdagangan dan investasi kedua negara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Menjelang IPEF Ministerial Meeting, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menerima pihak United States Trade of Representatives (USTR) yang diwakili Deputi Sarah Bianchi, Jum’at (26/5).
Pertemuan tersebut juga dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani beserta Delegasi Indonesia.
Berbagai topik ekonomi strategis menjadi perhatian dalam diskusi hangat antara Menko Airlangga dengan Deputi USTR Bianchi, antara lain menyangkut proses perundingan IPEF, potensi kerjasama kedua negara di bidang transisi energi dan posisi strategis Critical Minerals dalam IPEF.
Membuka pertemuan, Deputi USTR Bianchi memberikan pujiannya atas partisipasi dan kontribusi Indonesia yang konstruktif dalam perundingan ketiga IPEF yang berlangsung di Singapura pada tanggal 8-15 Mei 2023 lalu. “Pemerintah AS berharap perundingan dalam Pilar I IPEF dapat mencapai kemajuan yang signifikan sebelum pertemuan IPEF tingkat Presiden pada bulan November 2023” ujar Bianchi.
Sebagaimana diketahui, USTR menangani proses perundingan Pilar I IPEF, sementara U.S DOC (Department of Commerce) menangani Pilar II-IV IPEF.
Deputi Bianchi juga menyampaikan beberapa klaster dalam Pilar I IPEF yang menjadi fokus AS antara lain Trade Facilitation, Services Domestic Regulation, Agriculture, Environment dan Labor.
Melanjutkan pembahasan terkait dengan transisi energi, Deputi Bianchi mengungkapkan sikap optimisme bahwa permintaan dunia akan produk ramah lingkungan termasuk kendaraan listrik akan mengalami peningkatan.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga mengajak para Investor asal AS untuk menanamkan investasi pada sejumlah proyek terkait transisi energi di Indonesia, guna mewujudkan green economy di kawasan Indo-Pasifik. Iklim bisnis yang semakin kondusif, posisi strategis Indonesia di ASEAN, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi pasca disrupsi global tahun 2020-2022, menjadi daya tawar Indonesia dalam menggaet para Investor dari luar negeri.
Dalam topik Critical Minerals pada IPEF, Menko Airlangga menyampaikan pentingnya ekonomi berkelanjutan yang tangguh dan kompetitif untuk mendukung tranformasi teknologi dekarbonisasi.
“Indonesia menginginkan kerjasama dan hilirisasi dalam bidang ekstraksi Critical Minerals dan bahan baku lain yang dibutuhkan dalam energi bersih” ujar Menko Airlangga.
Critical Minerals merupakan salah satu pembahasan utama dalam Pilar II Supply Chain IPEF, dimana pemerintah AS saat ini memiliki agenda mengembangkan rantai pasok global dalam kawasan Indo-Pasifik, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta keamanan energi global.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan target pemerintah Indonesia perihal hilirisasi dalam ekosistem energi bersih yang berteknologi tinggi, dengan mengembangkan manufaktur yang dapat menghasilkan EV Batteries, komponen eletronik, solar panel dan semikonduktor.
Pertemuan antara Menko Airlangga dan Deputi USTR Bianchi diakhiri dengan keinginan bersama kedua negara untuk menyelesaikan perundingan IPEF di seluruh Pilar (Pilar I-IV), serta mewujudkan ekosistem energi bersih di kawasan Indo-Pasifik.
Rantai Pasok Global Kendaraan Listrik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyempatkan waktu untuk melakukan pertemuan bilateral dengan U.S. Secretary of Commerce, Gina M. Raimondo pada Jumat (26/05).
“Indonesia siap untuk bekerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik, khususnya sebagai pemasok baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat”, ujar Menko Airlangga saat bertemu dengan Secretary Raimondo di Detroit.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah cadangan nikel yang besar dapat menjadi mitra strategis Amerika dalam mengembangkan kendaraan listrik.
Sebagai catatan, Data U.S. Geological Survey memperlihatkan bahwa cadangan nikel Indonesia menempati peringkat pertama yakni mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22% cadangan global. Produksi nikel Indonesia juga menempati peringkat pertama yakni sebesar 1 juta ton, melebihi Filipina (370 ribu ton) dan Rusia (250 ribu ton).
Secretary Raimondo mengapresiasi dukungan Indonesia dalam Indo-Pacific Economic Framework serta menyampaikan bahwa kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik dapat memberikan dampak besar bagi kedua negara khususnya penyediaan lapangan kerja.
Lebih lanjut, Secretary Raimondo menyampaikan bahwa “IPEF dapat menjadi pintu masuk investasi pelaku usaha Amerika ke Indonesia, khususnya di sektor critical mineral, semikonduktor, dan teknologi tinggi”.
Terkait hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan berbagai reformasi struktural salah satunya melalui Omnibus Law (UU Cipta Kerja) guna meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI) dan memperbaiki iklim investasi.
Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga dan Secretary Raimondo juga membahas pemberlakuan Inflation Reduction Act (IRA) di AS dan peluang bagi produk critical mineral asal Indonesia.
Menko Airlangga juga menekankan perlunya berbagai proyek konkret pada Pilar III IPEF termasuk implementasi Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di area pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Implementasi dari PGII diyakini akan membantu dukungan domestik negara partisipan dalam memajukan perundingan Pilar III. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post