ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bukaka Teknik Utama Tbk, (BUKK), kian melebarkan sayap bisnis dan mulai serius menggarap investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT).
Perusahaan baru saja melakukan investasi penyertaan modal hingga Rp4 miliar ke entitas perusahaan, PT Poso Energi Tiga Pamona, untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), BUKK melakukan penyertaan modal melalui pengambilan bagian saham baru yang dikeluarkan oleh Poso Energi Tiga Pamona sebanyak 4.000 lembar saham dengan nilai Rp4 miliar.
MenurubDirektur Utama Bukaka Teknik Utama Irsal Kamarudin, transaksi tersebut dilakukan setelah seluruh pemegang saham existing Poso Energi Tiga Pamona menyatakan tidak akan menggunakan haknya untuk mengambil bagian terlebih dahulu atas saham baru yang dikeluarkan.
Penyertaan modal itu kata dia, menjadi tanda keseriusan perseroan di segmen bisnis energi.
“Transaksi sebagaimana dimaksud dalam rangka mendukung rencana perseroan untuk melakukan pengembangan usaha perseroan di bidang energi sehingga perseroan turut serta mengambil bagian saham Poso Energi Tiga Pamona,” terang Irsal dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/4/2020).
Sebagai referensi, Poso Energi Tiga Pamona merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi yaitu pengembangan PLTA yang juga terafiliasi kepengurusannya dengan perseroan.
Suhaeli Kalla selaku Komisaris Utama Bukaka Teknik Utama juga menjabat sebagai Direktur di Poso Energi Tiga Pamona, sedangkan, Solihin Jusuf Kalla selaku Komisaris Bukaka Teknik Utama juga menjabat sebagai Komisaris di Poso Energi Tiga Pamona.
Berdasarkan laporan keuangan 2019, BUKK mencatatkan kenaikan pendapatan hingga Rp6,04 triliun, tumbuh 29,05 persen daripada perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp4,68 triliun.
Dari total pendapatan tersebut konstribusi terbesar masih berasal dari segmen konstruksi jaringan transmisi listrik, energi, dan jembatan yaitu sebesar Rp5,56 triliun. Kemudian, diikuti segmen peralatan jalan, kendaraan khusus, dan oil gas equipment sebesar Rp131,8 miliar, dan segmen fasilitas dan perlengkapan bandara sebesar Rp290,9 miliar.
Sementara itu, segmen penjualan produk forging sebesar Rp41,2 miliar dan segmen pennjualan listrik PLTM sebesar Rp12,2 miliar.
Pada 2019 perusahaan Kalla Group itu berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp491,95 miliar menurun 12,37 persen daripada perolehan 2018 sebesar Rp561,43 miliar. (ATN)
Discussion about this post