ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pada acara Pekan Air Dunia pada hari Kamis (25/8/2022), para pakar di PBB mengingatkan bahwa air tanah, yang menopang persediaan air minum, sistem sanitasi, pertanian, industri dan ekosistem, digunakan secara berlebihan, tercemar dan diabaikan.
“Adalah tugas kami untuk memastikan air tanah memiliki tempat yang layak dalam semua rencana aksi kami,” kata Gilbert Houngbo, Ketua UN-Water, dalam pesan videonya ke sesi online, berjudul “Air Tanah: Membuat yang tak terlihat terlihat.”
Menurut Laporan Pembangunan Air Dunia PBB 2022, air tanah menyumbang 99 persen dari semua air tawar cair di Bumi. Namun, sumber daya alam ini kurang dipahami dan akibatnya kurang dihargai dan salah kelola.
Memperhatikan bahwa permintaan air terus meningkat, Houngbo, yang juga Presiden Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi pembuat kebijakan untuk memahami peran penting air tanah dan mengelola dengan lebih baik tuntutan persaingan sistem air dan sanitasi, pertanian, industri, ekosistem dan adaptasi perubahan iklim.
Pekan Air Sedunia 2022 – yang berlangsung di Stockholm, Swedia, dari tanggal 23 Agustus hingga 1 September – menampilkan banyak diskusi, baik secara online maupun secara langsung, dengan tema: “Melihat Yang Tak Terlihat: Nilai Air”.
Sesi tentang air tanah, yang juga mencakup presentasi dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan lainnya, adalah salah satu dari beberapa kegiatan yang diselenggarakan bersama oleh UN-Water untuk menyoroti keterkaitan antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6 (air dan sanitasi) dan Tujuan lainnya.
Dekade aksi
Pertimbangan ini diharapkan dapat membantu membawa agenda air ke garis depan, menjelang KTT Air-Air Tanah PBB di Paris pada bulan Desember dan Konferensi Air PBB di New York pada bulan Maret 2023, yang secara resmi dikenal sebagai Konferensi 2023 untuk Tinjauan Jangka Menengah yang Komprehensif Implementasi Dekade PBB untuk Aksi Air dan Sanitasi (2018-2028).
Tujuan utama dari Konferensi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan krisis air global dan memutuskan tindakan bersama untuk mencapai tujuan dan target terkait air yang disepakati secara internasional, termasuk yang terkandung dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. (UN News)
Discussion about this post