ASIATODAY.ID, JAKARTA – Direktur Bisnis PLN Regional Sumatera – Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi unit 1 dengan kapasitas 45 Megawatt di wilayah Mandailing Natal Sumatera Utara berpotensi menghemat Rp129 miliar.
Menurut Wiluyo, pembangkit geothermal yang merupakan proyek strategis nasional tersebut telah berhasil masuk kedalam sistem kelistrikan jaringan 150 Kilo Volt sejak 30 September 2019.
Potensi penghematan tersebut berpotensi menurunkan BPP Pembangkitan Sistem Sumatera Bagian Utara sekitar 6,27 rupiah per kWh, sehingga tercipta potensi penghematan atas selisih BPP sekitar Rp129 miliar per tahun.
“Proyek PLTP Sorik Marapi termasuk salah satu yang paling cepat waktu pembangunannya, dalam tiga setengah tahun terakhir berhasil menyelesaikan pengeboran sebanyak 23 sumur pada 6 tapak pengeboran dan menghubungkan Unit 1 hingga 45 MW pada akhir 2019,” jelas dia melalui keterangan tertulisnya Selasa (3/3/2020).
Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ini secara keseluruhan memiliki potensi kapasitas sebesar 240 MW. Adapun, sebelumnya PLTP Sorik Marapi unit 1 berkapasitas 45 MW sudah berhasil masuk sistem PLN, pada 2019.
Ke depan, target pengembangan selanjutnya yaitu unit 2 berkapasitas 45 MW ditargetkan beroperasi akhir tahun 2020, unit 3 berkapasitas 50 MW dengan target operasi akhir tahun 2021, unit 4 kapasitas 50 MW pada akhir 2022 dan unit 5 berkapasitas 50 MW ditargetkan beroperasi akhir 2023.
“Kita berharap agar Unit 2 PLTP Sorik Marapi dapat terkoneksi sesuai dengan jadwal dan meningkatkan bauran energi di Indonesia,” imbuhnya.
Proyek PLTP ini dikerjakan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), perusahaan pengembang dan operator panas bumi yang berbasis di Singapura. Mayoritas sahamnya atau 95 persen dimiliki oleh KS Orka Renewables Pte Ltd.
Hingga saat ini SMGP terus berupaya mengembangkan proyek melalui kegiatan pengeboran untuk memperoleh hasil maksimal sesuai potensi sumber daya yang ada.
Sementara itu, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia di bawah Amerika Serikat terkait pemanfaatan panas bumi untuk energi listrik.
“Kami mendorong agar para pengembang untuk dapat mempercepat pembangunan proyek PLTP masing-masing agar dapat COD sesuai dengan target yang telah dicanangkan, sampai dengan akhir 2019, Indonesia telah menghasilkan 2.133 MW tenaga listrik dari sumber daya panas bumi, kedua tertinggi di dunia setelah AS,” terangnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post