• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Perempuan di Indonesia Gaungkan KEBAYA Jadi Warisan Dunia UNESCO

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
June 19, 2022
in Budaya
2 min read
0
Perempuan di Indonesia Gaungkan KEBAYA Jadi Warisan Dunia UNESCO 1

Ribuan perempuan Berkebaya di Indonesia menggelar acara jalan santai di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (19/6/2022). Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ribuan perempuan di Indonesia turun ke jalan menyuarakan dukungan agar KEBAYA, busana peninggalan nenek moyang Indonesia ditetapkan sebagai warisan dunia tak benda di United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Aksi yang dikemas dalam acara jalan santai berkebaya ini berlangsung di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (19/6/2022). Aksi ini dimotori oleh Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) dan Pertiwi Indonesia.

Jalan santai bertajuk Car Free Day (CFD) Berkebaya tersebut mengambil titik star dari halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan berakhir di Bundaran Hotel Indonesia. Sebanyak 2.500 peserta mendaftar secara daring, baik secara pribadi maupun dari berbagai organisasi perempuan.

RelatedPosts

Parlemen Indonesia Dorong Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO

Investasi Rp4 Triliun, Dubai Bangun Perpustakaan Megah

Lestarikan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Puan Dukung Penuh Pembangunan Museum Nabi Muhammad di Indonesia

Festival Budaya Indonesia ‘Keraton 2022’ di AS Disesaki Ribuan Pengunjung

“Dalam Kongres Berkebaya Nasional yang digelar PBI tahun lalu, antara lain diusulkan soal penetapan Hari Berkebaya Nasional dan pendaftaran Kebaya ke UNESCO. Karena itu perlu kita adakan berbagai kegiatan untuk menggaungkan keberadaan Kebaya ke dunia dan membangun kecintaan pada busana peninggalan nenek moyang kita ini,” terang Rahmi Hidayati, Ketua Umum PBI.

CFD Berkebaya menjadi langkah awal untuk menunjukkan dukungan dalam pendaftaran Kebaya ke UNESCO tersebut. Butuh waktu panjang mulai dari kajian ilmiah mengenai sejarah Kebaya, pembuatan dokumentasi soal Kebaya, hingga memproses pengajuan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Untuk menggaungkan gerakan tersebut, melalui acara CFD Berkebaya, PBI berkolaborasi dengan Pertiwi Indonesia. Organisasi perempuan yang memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia ini mendukung dan berkomitmen untuk ikut menggaungkan upaya pelestarian kebaya ini.

Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Antarina F Amir mengatakan, kolaborasi dengan berbagai organisasi pecinta budaya Indonesia ini penting dilakukan agar budaya luhur yang diwariskan turun temurun oleh bangsa Indonesia tetap terjaga kelestariannya.

“Selain itu juga dapat dikembangkan untuk membangkitkan kebanggaan, kecintaan pada tanah air dan menjadi pengikat persatuan serta kerukunan dalam masyarakat,” katanya.

Jalan kaki bersama dengan Berkebaya dipilih sebagai bentuk penyampaian aspirasi tersebut sekaligus mengingatkan Kebaya adalah pakaian khas dan busana sehari-hari perempuan Indonesia.

Kebaya bisa dikenakan dalam berbagai waktu dan kesempatan sejak zaman nenek moyang oleh berbagai kalangan termasuk perempuan muslimah yang memadukannya dengan pemakaian kerudung.

“Tradisi Berkebaya dipadu berbagai kain khas Indonesia bukan saja akan mengasah kecintaan pada Indonesia, namun juga akan memberikan kontribusi penting kepada para pengrajin di dalam negeri serta peningkatan ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari hulu ke hilir,” jelas Miranti Serad, Ketua Bidang Budaya Pertiwi Indonesia.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi yang juga turut serta di acara itu mengatakan sangat mendukung Jalan Kaki Bersama Perempuan Berkebaya.

“Kami ingin membudayakan Berkebaya, apalagi Kebaya juga dalam proses diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” imbuhnya.

Menurutnya, perempuan Berkebaya yang memadati acara CFD tersebut juga jadi bukti betapa mereka bangga dan cinta pada Kebaya. Selain itu, Kebaya juga tidak hanya digunakan dalam acara formal.

Buktinya, seiring perkembangan zaman, Kebaya tetap bisa digunakan dalam berbagai acara termasuk untuk berolahraga.

Program Jalan Santai Berkebaya ini rencananya juga akan diselenggarakan di berbagai daerah lainnya di Indonesia agar kegiatan Berkebaya dapat lebih menyebar di seluruh Nusantara. (AT Network)

Tags: Budaya Asia TenggaraBudaya IndonesiaKebayaUNESCOWarisan Budaya Tak BendaWarisan Dunia
Previous Post

Ferrari Mulai Produksi Mobil Listrik di 2025

Next Post

Polusi Udara di Jakarta Berbahaya, Darimana Sumbernya?

Related Posts

Reog Ponorogo Mencuri Perhatian di Belanda
Budaya

Parlemen Indonesia Dorong Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO

June 22, 2022
Lestarikan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO
Budaya

Lestarikan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

June 7, 2022
Festival Budaya Indonesia ‘Keraton 2022’ di AS Disesaki Ribuan Pengunjung
Budaya

Festival Budaya Indonesia ‘Keraton 2022’ di AS Disesaki Ribuan Pengunjung

May 10, 2022
Bukan dari Indonesia, UNESCO Akui Songket Malaysia Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Budaya

Indonesia Usulkan Budaya Sehat Jamu Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

April 20, 2022
Indonesia dan Malaysia Bersaing di UNESCO Klaim Kesenian Reog
Budaya

Indonesia dan Malaysia Bersaing di UNESCO Klaim Kesenian Reog

April 9, 2022
Bukan dari Indonesia, UNESCO Akui Songket Malaysia Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Budaya

UNESCO Perpanjang Akreditasi Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia

December 26, 2021
Next Post
Krisis Udara Bersih Belum Beranjak dari Jakarta

Polusi Udara di Jakarta Berbahaya, Darimana Sumbernya?

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Konservasi Raja Ampat, Pemerintah Indonesia Diganjar Blue Park Awards
  • Di Forum UNOC, Indonesia Ungkap Komitmen 32,5 Juta Hektar Kawasan Konservasi Perairan
  • EKONOMI INDONESIA: Pendapatan Negara Semester I/2022 Tembus Rp1.317,2 Triliun
  • Energy Expert, Inovasi Alibaba Cloud untuk Menghitung Emisi Karbon
  • Pekerja Mogok Kerja, Penerbangan di Bandara Paris Lumpuh  
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian