• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

PP Presisi (PPRE) Ekspansi ke Bisnis Jasa Pertambangan Nikel

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 20, 2021
in Korporasi
2 min read
0
Presiden Jokowi Didesak Batalkan Rencana Percepatan Larangan Eskpor Bijih Nikel

Aktivitas penambangan nikel. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
56 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT PP Presisi Tbk. menargetkan perolehan kontrak baru dari sektor nonkonstruksi bisa mendominasi pada tahun ini. Hal itu seiring dengan ekspansi perseroan ke sektor jasa pertambangan khususnya nikel.

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan kontrak baru dari sektor nonkonstruksi pada tahun lalu mencapai 10,50 persen dari total kontrak baru yang didapatkan enitas anak PT PP (Persero) Tbk. ini.

“Ke depan ini kita coba perbesar nonkonstruksi bisa di atas 50 persen. Saat ini target memang masih berimbang 50:50 untuk konstruksi dan nonkonstruksi,” kata Benny, dikutip Sabtu (20/2/2021).

RelatedPosts

Brantas Abipraya Raih Penghargaan dari World Safety Organization

HID Global Pimpin Pasar dalam Laporan Solusi Autentikasi KuppingerCole

Fantastis, Pendapatan Indosat Ooredoo Tembus Rp27,9 Triliun pada 2020

Salim Group Indonesia Gandeng Google Percepat Transformasi Digital

Emirates Group Jamin Seluruh Staf telah Divaksin, Penerbangan Lebih Aman

Emiten dengan kode saham PPRE ini membukukan total kontrak baru senilai Rp2,82 triliun di sepanjang 2020. Perinciannya, sebanyak 89,50 persen berasal dari sektor konstruksi dan 10,50 persen dari sektor non konstruksi.

Sedangkan dari sumbernya, proyek dari PP Group berkontribusi sebesar 81,60 persen, pemerintah 2,60 persen, dan swasta 15,80 persen.

Benny menambahkan tahun ini PPRE akan menggenjot pendapatan dari jasa pertambangan khususnya nikel. Adapun, tambang nikel yang dibidik berlokasi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara dengan potensi volume pekerjaan 2 juta-4,5 juta ton per tahun.

Jasa pertambangan sebenarnya bukan hal baru bagi PPRE. Sebelumnya, emiten kontraktor pelat merah ini sudah menjajaki bisnis pengangkutan (hauling) batubara seperti di Kalimantan dan Sulawesi.

Selain itu, PPRE juga tengah membidik jasa pertambangan emas yang disebut Benny memiliki kesamaan jenis pekerjaan dengan proyek terowongan yang pernah dikerjakan perseroan.

“Kami melihat bagaimana satu jenis alat berat bisa mendatangkan pendapatan dari lini bisnis mana saja. Seperti eskavator untuk gali tanah di proyek bentungan bisa dipakai di proyek pertambangan nikel dan batu bara,” ujar Benny.

Selain mendatangkan pendapatan dari kontrak baru, PPRE saat ini juga mulai melirik bisnis bioremediasi untuk menggenjot pendapatan berulang (recurring income).

Bisnis bioremediasi yang akan  dikembangkan PPRE ini disebut untuk jangka panjang dengan model bisnis reboisasi di lingkungan sumur minyak bumi.

“Ini sudah kami pelajari dan coba kembangkan menggunakan alat berat yang kami punya. Harapan kami bioremediasi nanti bisa jadi sumber  recurring income bagi PPRE,” ujar Benny. (ATN)

Tags: NikelPPREPT PPTambang Nikel
Previous Post

Investasi Capai Rp99,16 Triliun, Industri Otomotif Jadi Pilar Ekonomi Indonesia

Next Post

Kapitalisasi Bitcoin Tembus USD1 Triliun, Lewati Tesla dan Apple

Related Posts

Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai
Business

Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai

March 7, 2021
BHP Nickel West Siap Pasok Nikel untuk Kebutuhan Baterai Tesla
Business

BHP Nickel West Siap Pasok Nikel untuk Kebutuhan Baterai Tesla

March 4, 2021
Smelter Nikel IWIP Dipersiapkan Jadi Percontohan di Indonesia
Business

Smelter Nikel IWIP Dipersiapkan Jadi Percontohan di Indonesia

February 18, 2021
Potensi Menjanjikan, Hilirisasi Tambang Timah di Indonesia Masih Rendah
Business

Saatnya Indonesia Hilirisasi Timah, Bahan Baku Industri Baterai Kendaraan Listrik

February 16, 2021
Potensi Capai 1 Miliar Ton, Komisi VII Dorong Perbaikan Tata Kelola Tambang di Sultra
Business

Indonesia dan Uni Eropa Gagal Capai Titik Temu di WTO Soal Nikel

February 14, 2021
Indonesia Kendalikan 30 Persen Kebutuhan Nikel Global
Business

Pemerintah Indonesia Diminta Berikan Insentif untuk Hilirisasi Nikel

February 11, 2021
Next Post
Fantastis, Harga Bitcoin Mendekati Rp700 Juta

Kapitalisasi Bitcoin Tembus USD1 Triliun, Lewati Tesla dan Apple

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • China Tambah Anggaran Pertahanan hingga Rp2.992 Triliun
  • Tesla Gandeng Tambang Nikel Kaledonia Baru untuk Bahan Baku Baterai
  • Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla
  • AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global
  • Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.