ASIATODAY.ID, BUENOS AIRES – Menteri Lingkungan Brazil Marina Silva pada Senin (27/2/2023) mengecam “tindakan kriminal” para pembalak hutan menyusul kenaikan tingkat deforestasi di Amazon yang digambarkan sebagai “jenis balas dendam” atas tindakan yang sudah dilaksanakan untuk memeranginya.
Silva saat ditanyai wartawan mengenai angka dari Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) yang menyatakan bahwa 209 kilometer persegi hutan Amazon telah digunduli dalam dua pekan pertama Februari, bersikeras bahwa pihak berwenang akan terus berupaya untuk mengatasi hal tersebut.
Ia mengakui bahwa walau bagaimanapun, upaya ini membutuhkan perubahan struktural.
“Ini bukanlah sulap. Kami memahami tentang kompleksitas masalah dan kami bekerja sehingga (deforestasi) dapat berkurang secara struktural,” kata Silva.
“Kami baru menjabat di pemerintahan selama dua bulan. Rencana pencegahan dan pengendalian deforestasi akan diperbarui dan diterapkan kembali mulai April,” lanjutnya.
Ia juga mencatat bahwa pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengambil “tindakan darurat” untuk mengatasi darurat kesehatan yang dihadapi masyarakat adat Yanomami dan pembalakan hutan di Amazon, di antara beragam masalah lainnya.
Silva membuat pernyataan setelah pertemuan dengan Wakil Presiden Brazil Geraldo Alckmin dan Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim John Kerry.
Alckmin menyatakan bahwa AS berkomitmen secara finansial mendukung Dana Amazon untuk memerangi deforestasi, meski ia tidak menyebutkan angka yang spesifik.
Silva menyarankan bahwa langkah potensi transfer dana itu juga membutuhkan persetujuan dari Kongres AS.
Pada Selasa, Silva diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan Kerry untuk membahas kerja sama bilateral kedua negara mengenai perubahan iklim.
Lula secara terbuka telah menyatakan tekad bahwa pemerintahannya akan menekan deforestasi di Amazon. (ANT)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post