• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Digempur Produk Impor, Industri Tekstil Indonesia Berguguran

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 12, 2019
in Business
2 min read
0
Digempur Produk Impor, Industri Tekstil Indonesia Berguguran

Industri Tekstil Indonesia. ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri tekstil Indonesia berguguran ditengah gempuran produk asing. Pasalnya produk garmen dari hulu hingga hilir diisi oleh pemain besar di kawasan Asia.

Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mencatat, sepuluh pabrik tekstil di Indonesia gulung tikar hingga September 2019.

“Penetrasi produk impor tinggi, sementara daya saing industri kita lemah,” terang Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangannya, Kamis (12/12/2019).

RelatedPosts

Sejarah Baru di Asia Tenggara, Grab Rencana IPO di AS dengan Nilai Rp579 Triliun

BUMN China Segera Bangun Smelter Tembaga di Papua Barat

UEA Siap Investasi di Industri Vaksin di Indonesia

Indonesia Gandeng Jerman Kembangkan Pesawat N219

Pan Brothers dan Faithfulness Resmikan Pabrik ‘Pan Africa’ di Johannesburg

Menurut Bahlil, upah tenaga kerja dan tingginya biaya produksi juga menjadi penyebab kinerja pabrik tekstil merosot. Ia memandang, bahan baku dalam negeri lebih mahal sehingga harga tekstil produk Indonesia menjadi kalah saing.

“Bahan baku di dalam negeri memang mahal, karena mesin-mesin kita yang menua sehingga perlu peremajaan,” ungkapnya.

Sejauh ini kata Bahlil, pihaknya masih mengumpulkan jumlah pabrik yang resmi ditutup dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) maupun Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI).

Sementara itu, Ketua Umum APSyFI Ravi Shankar menambahkan harga gas, harga listrik, aturan perpajakan hingga kepabeanan turut mempersulit ekspansi industri tekstil dalam negeri.

Ia berharap pemerintah menciptakan kebijakan yang lebih harmonis dan berpihak pada industri di Tanah Air.

“Saat ini pasar Indonesia dalam kondisi kritis karena barang masuk, barang hulu, barang hilir, garmen semuanya impor,” ujarnya.

Ravi menjelaskan pasar tekstil di bagian hulu didominasi oleh Tiongkok dan India. Sementara sektor hilir dipegang Vietnam dan Bangladesh. Negara-negara tersebut memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu merambah pasar Indonesia. (AT Network)

,’;\;\’\’
Tags: BKPMImpor TekstilIndustri GarmenIndustri Tekstil
Previous Post

Tawarkan Wisata Petualangan, Indonesia Bidik 1,5 Juta Kunjungan Wisatawan Australia

Next Post

Indonesia Butuh Investasi Rp175 Triliun Bangkitkan Kembali Industri Tekstil

Related Posts

Digempur Produk Impor, Industri Tekstil Indonesia Berguguran
News

Indonesia Digempur Produk Impor, Asosiasi Tekstil Serukan Reformasi Kementerian

April 7, 2021
Impor Turun Tajam, Ekspor Indonesia hanya Tumbuh 2 Persen di Februari 2020
Business

Indonesia Kenakan Tarif Bea Masuk Impor Karpet dan Tekstil

February 19, 2021
Gaet Investor Global, DKI Optimis Capai Target Investasi Rp100,2 Triliun 2019
Business

PMA di Indonesia Didominasi Investor Asia Disusul Eropa, AS, Australia dan Afrika

November 28, 2020
Investasi di Indonesia Pada Kuartal I/2020 Capai Rp210,07 Triliun
Business

Kuartal Tiga, Realisasi Investasi di Indonesia Tembus Rp209 Triliun

October 23, 2020
Hengkang dari China, Indonesia Jadi Basis Produksi Mondelez Internasional
Business

Hengkang dari China, Indonesia Jadi Basis Produksi Mondelez Internasional

October 7, 2020
CCI Dukung Bisnis Garmen yang Ramah Lingkungan di Indonesia
Sains & Lingkungan

CCI Dukung Bisnis Garmen yang Ramah Lingkungan di Indonesia

September 27, 2020
Next Post
Indonesia Butuh Investasi Rp175 Triliun Bangkitkan Kembali Industri Tekstil

Indonesia Butuh Investasi Rp175 Triliun Bangkitkan Kembali Industri Tekstil

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selandia Baru, Negara Pertama di Dunia yang Terapkan UU Perubahan Iklim
  • Indonesia Ekspor Produk Perikanan Senilai Rp1 Triliun ke-40 Negara di Asia, Eropa dan AS
  • Penerbangan Bersejarah EK2021, Rayakan Keberhasilan Program Vaksinasi di UEA
  • Kebakaran Hutan di Australia Meninggalkan Jejak Buruk di Atmosfer
  • 25 Pesawat Militer China Menyerbu Ruang Udara Taiwan, AS Diingatkan Tidak Main Api
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.