• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Ekonomi China Terpuruk, PM Li Keqiang Ramalkan Kondisi Suram

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
May 26, 2022
in Business
3 min read
0
Covid-19 di Xinfadi Lebih Ganas dari Virus Wuhan, Beijing Lockdown 28 Hari

Beijing Lockdown. Dok

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kondisi ekonomi China saat dilaporkan sedang terpuruk.

Perdana Menteri China, Li Keqiang memperingatkan ramalan suram tentang perekonomian negeri itu akibat penyebaran Covid-19 yang telah memicu lockdown di berbagai titik bisnis penting.

Dilansir Bloomberg, Kamis (26/5/2022), hal itu tergambar dalam pertemuan darurat pada Rabu (25/5/2022) yang dihadiri oleh ribuan pejabat daerah, pemimpin perusahaan milik negara dan korporasi keuangan agar mereka ikut berupaya menstabilkan pertumbuhan.

RelatedPosts

Integrasi Kawasan ASEAN, Indonesia Siap Implementasikan Multimoda Transport

Indonesia dan UEA Sepakati 6 Kerja Sama Strategis

Investasi Rp1,12 Triliun, Pabrik Rokok Elektrik China Mulai Dibangun di Indonesia

Investor Global Bidik Investasi Perikanan Tangkap di Indonesia

Asia dominates the world’s most expensive city rankings for employees working

Menurutnya, perekonomian akan bernasib lebih buruk daripada 2020 ketika pandemi pertama kali muncul. Bahkan, Li mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Beijing tidak mencapai target PDB dengan selisih yang lebar pada tahun ini. Hal itu karena pemerintah fokus pada pengendalian virus yang ketat.

“Indikator ekonomi China telah menurun signifikan dan hambatan pada beberapa aspek dan sampai batas tertentu lebih besar daripada pukulan keras pandemi pada 2020,” ujarnya.

Ekonom Bloomberg memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 4,5 persen pada tahun ini, jauh di bawah target pemerintah 5,5 persen. Dia juga memperingatkan pentingnya mengurangi jumlah pengangguran yang melonjak.

CSI Index 300 jatuh 1,1 persen pada awal perdagangan Kamis, (26/5/2022) meskipun menghapus kerugian dengan kenaikan perdagangan 0,6 persen pada jam istirahat siang hari.

Sementara, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun melanjutkan penurunannya hingga hari keempat menjadi 2,75 persen.

“Jelas bahwa Li sedang benar-benar khawatir karena dia mengupayakan seluruh cara yang memungkinkan untuk menstabilkan ekonomi,” ungkap Kepala Ekonom negara China Australia & New Zealand Banking Group Ltd. Raymond Yeung.

Sayangnya, Dewan Negara tidak bisa berbuat apa-apa karena strategi Covid Zero dan bergantung pada perubahan kondisi penularan virus.

Kontraksi pada produksi atau output industri terkontraksi untuk pertama kalinya sejak 2020 dan tingkat pengangguran melonjam menjadi 6,1 persen pada April.

Adapun indeks agregat Bloomberg untuk delapan indikator menunjukkan bahwa perekonomian masih terperosok dalam pada Mei.

“Perekonomian berada di titik yang paling suram sejak kuartal II/2020,” kata Kepala Ekonom Maktor dan Riset Strategi China Renaissance Securities Hong Kong Ltd. Bruce Pang.

Menurut Pang, pertemuan Li dengan pejabat China lainnya memang tidak untuk mengumumkan kebijakan baru, tetapi lebih kepada memperkuat konsensus.

Sementara itu, analis Goldman Sachs Group Inc., mengatakan dalam sebuah catatan bahwa penekanan Li pada pertumbuhan pada kuartal kedua mungkin merupakan pengakuan implisit bahwa target pertumbuhan yang ditetapkan pada awal Maret akan menantang.

“Pembuat kebijakan China berada dalam urgensi yang lebih besar untuk mendukung ekonomi setelah pertumbuhan aktivitas yang sangat lemah pada April, pemulihan pada bulan Mei, dan terus meningkatnya tingkat pengangguran,” demikian seperti dalam catatan.

Li menggarisbawahi bahwa pemerintah akan berupaya mengurangi dampak ekonomi dari kebijakan penangana virus corona yang ketat, meskipun tidak merincinya.

“Pada saat mengendalikan pandemi, kami (juga) harus menyelesaikan tugas pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Di tengah kekhawatiran ekonomi, PM Li menegaskan bahwa data perekonomian kuartal II/2022 yang akan dirilis akan akurat. Hal itu diungkapkan untuk menepis kecurigaan bahwa data yang nanti keluar bisa jadi dimanipulasi menjadi tidak terlalu buruk.

Beijing tidak pernah mengakui target pertumbuhan yang meleset dengan selisih besar sejak lebih dari tiga dekade lalu. China hanya melaporkan satu kesalahan kecil pada 1998. Beijing juga tidak mengumumkan target pada 2020, ketika pandemi pertama kali memukul.

Perlu diketahui, penetapan target ini menjadi rapor kerja bagi pemerintah yang akan dilaporkan kepada Kongres Rakyat Nasional (NPC). Jika mau melakukan perubahan, maka mereka harus mendapat persetujuan dari NPC. Namun demikian, melesetnya target kali ini tampaknya tidak akan menciptakan risiko politik bagi Presiden Xi Jinping dengan adanya prioritas lain seperti keamanan nasional dan pengendalian risiko keuangan.

Xi menulis di dalam dokumen kunci Partai Komunis pada tahun lalu bahwa pertumbuhan PDB seharusnya tidak lagi menjadi satu-satunya kriteria keberhasilan.

Sebelumnya dalam pertemuan dengan parlemen China, Li mengungkapkan 33 langkah untuk mendukung dunia usaha, termasuk tambahan keringanan pajak senilai US$21 miliar dan juga pajak kendaraan.

Pemerintah daerah diminta untuk membelanjakan sebagian besar hasil dari obligasi senilai 3,65 triliun yuan digunakan terutama untuk infrastruktur pada akhir Agustus. (ATN)

Tags: ChinaPertumbuhan AsiaPertumbuhan Ekonomi
Previous Post

Jepang Buka Kunjungan Wisatawan dari 36 Negara

Next Post

Apical Group Ekspor Perdana 7 Ribu Ton PKE ke Korea

Related Posts

Indonesia Waspadai Stagflasi, Risiko Eskalasi Geopolitik Rusia-Ukraina
News

EKONOMI INDONESIA: Pendapatan Negara Semester I/2022 Tembus Rp1.317,2 Triliun

July 2, 2022
Rp3.903 Triliun Dana Warga Indonesia Mengendap di Luar Negeri
News

World Bank Proyeksi Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 4,6 Persen

June 22, 2022
Xi Jinping Minta Macron Tetap di Jalur Strategis Independen
News

Korupsi di China Masih Merajalela, Hukuman Mati Tetap Diberlakukan

June 19, 2022
China Mulai Operasikan Fujian, Kapal Induk yang Dilengkapi Persenjataan Canggih
News

China Mulai Operasikan Fujian, Kapal Induk yang Dilengkapi Persenjataan Canggih

June 18, 2022
2045, Indonesia Jadi Kekuatan Dunia Sebagai Negara Maju
News

2045, Indonesia Jadi Kekuatan Dunia Sebagai Negara Maju

June 15, 2022
Persahabatan Tanpa Batas, Rusia-China Resmikan Jembatan Penghubung Kedua Negara 1
News

Persahabatan Tanpa Batas, Rusia-China Resmikan Jembatan Penghubung Kedua Negara

June 11, 2022
Next Post
Apical Group Ekspor Perdana 7 Ribu Ton PKE ke Korea

Apical Group Ekspor Perdana 7 Ribu Ton PKE ke Korea

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Konservasi Raja Ampat, Pemerintah Indonesia Diganjar Blue Park Awards
  • Di Forum UNOC, Indonesia Ungkap Komitmen 32,5 Juta Hektar Kawasan Konservasi Perairan
  • EKONOMI INDONESIA: Pendapatan Negara Semester I/2022 Tembus Rp1.317,2 Triliun
  • Energy Expert, Inovasi Alibaba Cloud untuk Menghitung Emisi Karbon
  • Pekerja Mogok Kerja, Penerbangan di Bandara Paris Lumpuh  
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian