ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bank HSBC Indonesia mengucurkan pinjaman berupa green loan senilai Rp27 miliar untuk anak usaha PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), PT Eco Paper Indonesia (ECO).
Fasilitas pinjaman hijau itu digunakan untuk meningkatkan modal kerja.
Presiden Direktur Alkindo Naratama sekaligus Presiden Komisaris Eco Paper Indonesia Herwanto Sutanto mengaku bangga dapat menjadi perusahaan pertama yang mendapatkan fasilitas pinjaman hijau dari HSBC.
Fasilitas ini sejalan dengan model bisnis perseroan yang mengutamakan Environmental, Social, and Governance (ESG) yang saat ini sedang dilakukan ALDO dan Eco Paper Indonesia.
Dukungan pinjaman diharapkan memperkuat fundamental dan perkembangan perusahaan ke depannya.
“Pinjaman ini digunakan untuk meningkatkan modal kerja ECO dan melipatgandakan kapasitas produksi menjadi 22.500 ton kertas daur ulang per bulan. Peningkatan produktivitas diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian para pengepul kertas bekas, sebagai salah satu pemasok kertas bekas,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip Senin (21/3/2022).
Kertas daur ulang yang diproduksi ECO memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia.
Oleh karena itu, perusahaan berhasil memperoleh sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dari PT SGS Indonesia.
Alhasil, ALDO melakukan strategi pengembangan bisnis untuk memasuki pasar paper bag dan paper boxes ke sektor FMCG, makanan dan minuman (F&B) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dengan komitmen tetap pada konsep hijau memanfaatkan bahan mentah hijau, pengolahan dan energi.
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan pertumbuhan ekonomi sirkular Indonesia akan berdampak signifikan untuk membantu negara mencapai Sustainable Development Goals dan memitigasi dampak perubahan iklim.
“HSBC berkomitmen untuk masa depan yang berkelanjutan. Di samping fasilitas pinjaman hijau (green load facilities), HSBC juga memberikan bimbingan dan dukungan ahli untuk membantu bisnis dengan rencana pengembangan strategis yang mendukung tujuan transisi ke net-zero emissions,” jelasnya.
Adapun selama tahun 2021, ALDO berhasil membukukan peningkatan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 50% menjadi Rp75,8 miliar tahun 2021, dibanding periode yang sama tahun 2020 Rp50,6 miliar. (ATN)
Discussion about this post