ASIATODAY.ID, JAKARTA – Situasi di Yerusalem kembali membara. Israel yang terus berupaya menguasai wilayah masjid Al Aqsa kembali terlibat konflik dengan rakyat Palestina.
Pemicunya, Israel melancarkan agresi untuk menggusur warga Palestina dari tanahnya.
Palestina sendiri merupakan rumah bagi salah satu bangunan bersejarah yang penting bagi umat islam, yang tak lain Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Dikutip dari buku “Rahasia Masjidil Aqsha” karya Syed Azharul Asriq, Kamis (13/5/2021), dijelaskan bahwa selama ini ada salah kaprah mengenai masjid Al-Aqsha yang umumnya diketahui masyarakat memiliki kubah berwarna kuning. Namun, sebenarnya, bangunan yang berkubah kuning tersebut adalah Doom of The Rock atau Masjid Kubah yang terletak dekat dengan masjid Al-Aqsa.
Masjid Al Aqsa bukan masjid dengan kubah berwarna kuning yang umumnya diketahui masyarakat, melainkan masjid dengan kubah warna biru. Masjid ini disebut oleh Rasulullah SAW dalam hadits sebagai Masjid Biru karena mempunyai Kubah berwarna biru.
Di Masjid inilah Nabi Muhammad SAW singgah ketika melaksanakan Isra Mi’raj. Pada saat itu, Nabi SAW menjadi imam shalat berjamaah bersama 25 Rasul dan lebih dari 160.000 Nabi. Masjidil Aqsa juga merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Kaabah dengan perintah Allah SWT.
DI tempat suci inilah Rasulullah SAW melakukan Isra’ dan dari sana pula dia berangkat Mi’raj. Dalam hadits shahih disebutkan Masjid Al-Aqsha sebagai salah satu dari tiga masjid yang dianjurkan untuk diziarahi atau dikunjungi umat muslim, yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsha.
Makna Masjid Al-Aqsa itu adalah “masjid yang jauh”. Namun masjid ini tetap diingat seluruh umat muslim setiap tahun dalam peristiwa Isra-Mikraj. Dalam peristiwa yang bersejarah itu, Nabi Muhammad diangkat ke langit dari masjid tersebut.
Dahulu, diketahui bahwa masjid Al-Aqsha ini tempat berdirinya Haykal Sulaiman atau Solomon Temple. Solomon Temple itu, menurut ahli sejarah, tidak lain adalah Masjid Al-Aqsa dalam bentuk aslinya yang didirikan oleh Nabi Sulaiman, putra Nabi Daud.
Kini, masjid tersebut berada di dalam kawasan jajahan Israel atau kaum Yahudi. Mereka melakukan penggalian bawah tanah Masjid Al-Aqsa atas alasan ingin tahu dan mencari bukti keberadaan Haykal adalah kuil Yahudi di zaman lampau.
Menurut sejarah dan kajian yang ditulis oleh Prof. Madya Dr. Mohsen M. Salleh dalam buku berbahasa Arab berjudul Fi Dhikraa Ihtilaal Al-Quds, Maadha Baqiyaa, Masjid Al-Aqsa terletak di Bukit Moria, juga disebut sebagai Bukit Zaitun. Media Barat menyebutnya sebagai Bukit Kuil (Temple Mount).
“Sejak tahun 1967 hingga sekarang proses penggalian tersebut telah melalui lebih 10 peringkat yang dilakukan secara aktif, berhati-hati dan tertutup. Mereka membangun beberapa terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa. Kerja ini berdepan dengan ancaman bahaya sewaktu proses mengeluarkan tanah-tanah dan batu-bata di bawah Masjid al- Aqsa dan Masjid Kubah,” tulis seorang warga Palestin, Prof. Madya Dr. Mohsen M. Salleh dalam bukunya berjudul Palestine Issue – Background and Chronology Until 2000.
Situasi ini lebih tepatnya, menempatkan Masjid Al-Aqsa dalam keadaan bahaya. UNESCO dan Turki sudah menyatakan telah mengutus pakar arkeologi ke kompleks Masjid al-Aqsa untuk menilai kerja penggalian Israel tersebut.
UNESCO sendiri sudah mencantumkan kota tua al-Aqsa atau kawasan Baitulmaqdis yang ditaklukkan Israel, sebagai situs warisan dunia. Pada 1982, UNESCO menetapkan kota tua tersebut sebagai lokasi situs warisan yang terancam. (ATN)
Discussion about this post