ASIATODAY.ID, JAKARTA – Universitas Pelita Harapan (UPH) secara resmi membuka Pusat Studi Group of Twenty (G20) Indonesia.
Pusat studi ini diklaim sebagai yang pertama di ASEAN.
Peresmian pusat studi ini dilakukan secara daring oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Executive Director Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) Stephanie Riady, dan Rektor UPH Jonathan L Parapak pada Jumat (25/2/2022).
Pusat Studi UPH yang akan dijalankan selama 5 tahun ini berfokus menjadi “Knowledge Hub G20” pertama di Asia Tenggara yang berkontribusi untuk membantu panitia nasional G20 dalam hal riset, inovasi, penyediaan pakar, dan masukan dari sisi akademik.
Airlangga Hartarto mengatakan Pusat Studi G20 ini dapat menjadi pusat penelitian studi baru dalam rangka mendukung penanganan isu-isu global.
Menurutnya, Pusat Studi G20 di UPH menjadi pusat studi berbasis universitas pertama di Indonesia maupun di kawasan ASEAN.
“Kami berharap, pusat studi ini dapat menghasilkan penelitian-penelitian baru tentang studi geopolitik dan geoekonomi pasca Covid-19 nanti. Saya sangat berharap pusat studi ini dapat melibatkan dan juga menghadirkan para global experts untuk mendukung Presidensi G-20 Indonesia,” kata Airlangga.
Rektor UPH Jonathan L Parapak juga menyambut gembira atas dibukanya Pusat Studi G20 di UPH. Ia menyatakan bahwa Pusat Studi ini menjadi komitmen UPH untuk terus berkontribusi aktif bagi kemajuan bangsa.
“Pusat Studi G20 di UPH merupakan bentuk kontribusi produktif UPH kepada komunitas akademis juga pemerintah untuk aktif memberikan masukan yang bermanfaat terhadap panitia nasional Presidensi G20 sekaligus guna meningkatkan kerja sama multilateral. Saya bersyukur UPH mendapat kepercayaan ini,” ujarnya.
Jonathan L Parapak mengatakan UPH akan berperan maksimal dalam memenuhi tujuan Pusat Studi G20, yaitu sebagai “Knowledge Hub G-20” pertama di Asia Tenggara.
Respon positif juga diberikan oleh Stephanie Riady. Ia menuturkan sebagai satu-satunya universitas swasta yang memiliki Pusat Studi G20, UPH berkomitmen untuk siap berperan maksimal guna mendukung kesuksesan pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan Presidensi G20.
“Pembukaan Pusat Studi ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memperkaya proses pendidikan di UPH,” ujar Stephanie.
Amelia Joan Ribka Liwe, selaku Managing Director Pusat Studi G20 UPH dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Hubungan Internasional (MHI) UPH mengatakan, tujuan dari Pusat Studi ini adalah untuk mempromosikan pertukaran intelektual dan pembangunan pengetahuan tentang G20 termasuk prioritas dan implementasinya.
Amelia menyebutkan bahwa pembentukan Pusat Studi G20 berfokus pada lima tujuan awal di antaranya;
Pertama, membangun fasilitas fisik di kampus UPH dan struktur organisasi.
Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepresidenan G20 Indonesia melalui sosialisasi media dan kegiatan penjangkauan masyarakat serta membangun jaringan sarjana internasional yang berkepentingan dengan G20.
Ketiga, mengembangkan akuisisi materi G20 yang sistematis dan membuat sistem penyimpanan online untuk materi G20
Keempat, mempromosikan pertukaran intelektual dan pemahaman interdisipliner tentang G20 melalui kuliah umum bulanan dan diskusi.
Kelima, mendorong proyek penelitian dan publikasi yang berorientasi pada kebijakan.
Sebagai informasi, rangkaian pembukaan Pusat Studi G20 juga disertai dengan kegiatan “The Indonesian G20 Studies Center International Symposium” dengan menghadirkan para akademisi, peneliti, tenaga pendidik, mahasiswa, serta pemerhati dari dalam dan luar negeri.
Amelia menuturkan Pusat Studi G20 UPH merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi UPH, khususnya FISIP UPH atas kepercayaan dan dukungan serta kerja sama untuk saling menunjang kegiatan-kegiatan penelitian dan forum diskusi ilmiah.
“FISIP UPH akan selalu menyediakan tenaga peneliti yang mumpuni dan fasilitas yang diperlukan dalam menjalankan Pusat Studi G20,” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post