ASIATODAY.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia tengah berjuang keras menangani tumpahan minyak di Siberia utara. Otoritas Rusia memperkirakan, lebih dari 21 ribu ton minyak diesel telah tumpah ke Samudra Arktika sejak akhir Mei lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendeklarasikan status darurat di kawasan. Insiden ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah Rusia.
Menurut laporan kantor berita TASS, Minggu (7/6/2020), tumpahan minyak telah mengkontaminasi area seluas lebih dari 14 ribu meter persegi di Samudra Arktika. Moskow mengklaim sudah ada kemajuan dalam upaya pembersihan di sejumlah area terdampak terparah.
Sejumlah pakar memperkirakan area terdampak tumpahan minyak baru dapat dipulihkan sepenuhnya dalam beberapa tahun ke depan.
Pada akhir Mei, minyak bocor dari tangki penyimpanan di sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi di dekat kota Norilsk, Rusia. Tumpahan minyak itu mengalih ke area tundra Siberia.
Sebagian besar diesel berakhir di Sungai Ambarnaya, yang warna airnya berubah menjadi merah. Otoritas setempat baru merespons insiden tersebut beberapa hari setelahnya.
Putin mengaku baru mengetahui adanya tumpahan minyak pada Minggu pekan kemarin.
“Mengapa agensi-agensi pemerintah baru mengetahui fakta ini dua hari setelah kejadian?” tanya Putin.
“Apakah kita baru akan mengetahui situasi darurat dari media sosial?” lanjutnya.
Menurut laporan awal, tangki minyak yang bermasalah itu rusak akibat temperatur di atas rata-rata di Siberia. Temperatur yang tidak normal itu telah mengikis tanah, merusak pondasi, dan memicu retakan di bagian tangki.
Norilsk Nickel, perusahaan pemilik pembangkit listrik tenaga panas bumi di Siberia, mengatakan bahwa mencairnya tanah beku (permafrost) sebagai penyebab runtuhnya salah satu pilar tangki.
Tumpahan minyak pernah beberapa kali terjadi di Siberia. Pada 1994, kerusakan jaringan pipa menyebabkan tumpahnya dua juta barel minyak panas di Siberia. Tumpahan minyak itu meresap ke tanah beku di wilayah Komi di wilayah Arktika Rusia.
Amerika Tawarkan Bantuan
Sementara itu, Amerika Serikat menawarkan bantuan kepada Rusia untuk membersihkan tumpahan minyak di wilayah Siberia utara.
“Saya sangat sedih mendangar kabar mengenai tumpahan minyak di Norilsk, Rusia,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo via Twitter, Minggu (7/6/2020).
“Terlepas dari sejumlah perbedaan antara kita, Amerika Serikat siap membantu Rusia dalam memitigasi bencana lingkungan ini. Kami siap memberikan bantuan teknis,” sambungnya. (AT Network)
Discussion about this post