ASIATODAY.ID, LONDON – Studi terbaru di Universitas Cambridge menemukan kaitan antara tingkat polusi udara dengan penyebaran wabah coronavirus (Covid-19).
Studi tersebut mengungkap, tingkat keparahan wabah covid-19 di kota berpolusi berat, relatif lebih tinggi dibanding kota lain yang level polusinya tidak terlalu buruk.
Unit Toksikologi Dewan Riset Medis (MRC) di Universitas Cambridge menggunakan data dari 7 wilayah di Inggris, yang mencatat minimum 2.000 infeksi dan 200 kematian akibat covid-19 dari Februari hingga 8 April lalu, dan juga catatan polusi udara di lebih dari 120 situs dalam periode 2018-2019.
Dari wilayah yang disurvei Cambridge, London mencatat angka tertinggi terkait nitrogen dioksida dan nitrogen oksida — polutan yang biasanya berasal dari asap kendaraan bermotor. Wilayah lain dengan tingkat polutan tinggi adalah Midlands dan North West, sementara yang terendah di beberapa titik selatan Inggris.
Masih dari studi Cambridge, angka kematian akibat covid-19 di Inggris juga mengikuti data polutan tersebut. Studi ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat polusi udara suatu kota, maka angka infeksi dan kematian akibat covid-19-nya juga mengikuti.
Para peneliti Cambridge mengatakan bahwa studi mereka menyuguhkan bukti bahwa tingkat polusi tinggi berkorelasi dengan peningkatan angka kematian dan penyebaran covid-19 di Inggris.
“Hasil studi kami adalah yang pertama menyuguhkan bukti bahwa tingkat kematian Sars-CoV-2 berkaitan dengan meningkatnya level nitrogen oksida dan nitrogen dioksida di Inggris,” kata Marco Travaglio, seorang mahasiswa PhD di MRC Cambridge, melansir Daily Telegraph, Rabu (22/4/2020).
Meski sebagian besar pasien covid-19 hanya mengalami gejala ringan, beberapa dari mereka mengidap gejala pernapasan yang cukup berat. Para peneliti, termasuk di Cambridge, berusaha mencari tahu mengapa ada pasien covid-19 yang lebih rentan mengalami gejala-gejala parah ketimbang individu terinfeksi lainnya.
Sejumlah studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang lanjut usia atau pengidap penyakit penyerta lebih rentan terhadap covid-19.
Berdasarkan data terbaru Universitas Johns Hopkins pada Rabu 22 April 2020, total infeksi covid-19 di Britania Raya telah mencapai 130 ribu dengan 17 ribu lebih kematian dan 640 pasien sembuh. (ATN)
Discussion about this post