ASIATODAY.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk menghentikan energi fosil, demi menyelamatkan jutaan nyawa dari pemanasan global dan perubahan iklim.
WHO mendesak KTT COP26 untuk bertindak tegas mengatasi masalah iklim guna meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, pada Senin (11/10/2021).
“Pembakaran bahan bakar fosil membunuh kita. Perubahan iklim adalah satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia,” tegas WHO dalam laporan khusus COP26, dikutip dari situs WHO, Minggu (17/10/2021).
Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, “Pandemi COVID-19 telah menyoroti hubungan yang intim dan rentan antara manusia, hewan, dan lingkungan kita.”
WHO meminta semua negara berkomitmen dengan sungguh-sungguh di COP26 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, sesuai dengan Perjanjian Paris 2015 yang ditandatangani sejumlah negara, termasuk Indonesia.
COP26 merupakan Konferensi Perubahan Iklim PBB yang akan diadakan di Glasgow, Inggris dari tanggal 31 Oktober hingga 12 November 2021.
Peningkatan kualitas udara, pola makan, dan aktivitas fisik merupakan bagian dari sepuluh rekomendasi WHO untuk mengatasi perubahan iklim dan menghindari dampak terburuk pada kesehatan atas krisis iklim yang terjadi.
Polusi udara misalnya, terutama yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, dapat menyebabkan kematian hingga 13 orang per menit di seluruh dunia.
“Menurunkan tingkat polusi udara berdasarkan pedoman WHO, misalnya, akan mengurangi jumlah kematian global akibat polusi udara hingga 80 persen,” ujar Maria Neira, direktur lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan WHO. (ATN)
Discussion about this post