ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) dan Yayasan WWF-Indonesia (WWF-Indonesia) menjalin kolaborasi untuk mendorong masyakarat ibukota agar menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman kedua pihak, bertempat di stasiun MRT Lebak Bulus Grab, Jakarta pada Jumat 20 September 2019. Penandatangan ini dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar dan CEO WWF-Indonesia Rizal Malik.
Dalam kemitraan yang akan dilakukan selama tiga tahun (2019 – 2022), PT MRT Jakarta dan WWF-Indonesia bersepakat untuk melakukan program pendidikan dan kegiatan bersama untuk pelestarian lingkungan dan mendorong masyarakat kota berperilaku ramah lingkungan. Tidak terbatas pada bentuk kegiatan edukasi, kampanye, publikasi, dan promosi, namun kemitraan ini nantinya akan melakukan berbagai bentuk kajian atas dampak positif perubahan gaya hidup hijau khususnya pada pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Perubahan iklim global menjadi persoalan lingkungan terbesar di dunia saat ini dimana sektor energi merupakan kontributor emisi terbesar.
Di Indonesia, pada tahun 2017 emisi CO2 dari sektor energi tercatat 484 juta ton dimana 27% berasal dari sektor transportasi yang didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil seperti BBM .
Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisinya sebesar 29% – 41% pada 2030, dimana 11%-14% atau sekitar 300–400 juta ton CO2 berasal dari sektor energi termasuk transportasi.
Menurut CEO WWF-Indonesia Rizal Malik,
masyarakat di Megapolitan Jakarta-Banten-Jawa Barat kini memiliki berbagai opsi moda transportasi untuk menunjang mobilitas keseharian yang tinggi.
Signifikansi kerja sama WWF-Indonesia dengan PT MRT Jakarta adalah warga mendapatkan informasi dan edukasi mengenai gaya hidup ramah lingkungan.
Salah satunya adalah inspirasi untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan motivasi untuk beralih menggunakan transportasi publik massal seperti MRT.
“Praktik ini dapat ikut menurunkan tingkat polusi udara dan menekan jejak ekologis berupa emisi karbon yang bisa memperparah perubahan iklim. Ketika warga mulai lebih sadar kelestarian lingkungan hidup, secara tak sadar mereka juga menyelamatkan keanekaragamanan hayati,” terang CEO WWF-Indonesia Rizal Malik, dikutip dalam siaran pers, Sabtu (21/9/2019).
“Sebagai perbandingan kalau satu orang beralih dari mobil pribadi kemudian menggunakan MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI (bolak balik sejauh 32 KM), selama dalam 30 hari, maka orang ini telah berkontribusi mengurangi 0.18 ton CO2. Kalau 1% dari 12 juta pengguna MRT adalah orang yang beralih dari mobil pribadi, maka setiap bulannya dapat mengurangi 21.600 ton CO2,” tambahnya.
Senada dengan Rizal, William P. Sabandar Direktur Utama PT MRT Jakarta mengungkapkan, sebagai sarana transportasi umum, PT MRT Jakarta sekaligus menjadi ruang publik bagi kurang lebih 12 juta penduduk Jakarta.
Sehingga, tidak hanya untuk mengantar masyarakat ke tujuan, keberadaan MRT kami manfaatkan juga dengan menginisiasi berbagai kegiatan edukasi dan seni.
“Melalui kemitraan dengan WWF-Indonesia, kami harapkan dapat memperkaya khasanah dan wawasan pelanggan MRT khususnya pada pelestarian lingkungan sehingga mendorong mempopulerkan gaya hidup hijau di dalam kesehariannya,” jelasnya.
“Disamping berorientasi memberikan pelayanan transportasi berteknologi mutakhir, MRT Jakarta sangat ingin menjadi bagian dari kerja besar konservasi di Indonesia sejalan dengan visi kami: increasing mobility improving life quality,” lanjut William.
Pada Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September 2019 lalu, PT MRT Jakarta bersama WWF-Indonesia mengapresiasi pelanggan MRT yang telah berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon dengan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil ke MRT.
Sejak 24 Maret hingga 31 Agustus 2019 tercatat MRT telah menempuh jarak 637 ribu KM dengan total pengguna lebih dari 12 juta orang.
“Bila dibandingkan dengan penggunaan satu mobil berbahan bakar bensin menempuh jarak tersebut maka emisi yang dapat dikurangi dengan menggunakan MRT adalah sebesar 100 ton CO2. Bayangkan bila ada satu juta kendaraan mobil, maka 100 juta ton CO2 dapat dihindarkan,” tandas William. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post